Fenomena Kampus Masa Pandemi COVID-19: Di Mana Keberadaan Shuttle Bus UNY?

20220225_125648

Masa pandemi telah benar-benar merombak jalannya berbagai hal. Mulai dari bidang pendidikan, pekerjaan, hiburan, dan lebih banyak lagi. Penerapan social distancing dalam setiap kegiatan, demi memutus rantai penyebaran dari virus covid-19, sudah menjadi pedoman utama. Tidak terkecuali dalam lingkup Universitas.

UNY menyediakan banyak tunjangan fasilitas bagi para mahasiswa, dosen, maupun karyawannya. Karenanya, UNY menyikapi situasi pandemi ini dengan mengubah beberapa regulasi-regulasinya.

Perubahan ini ditandai dengan peraturan-peraturan baru yang bermunculan dan diterapkan dalam penggunaan fasilitas kampus.

Shuttle Bus merupakan salah satu fasilitas kampus yang sebelumnya digunakan untuk mempermudah transit mahasiswa dari kampus satu ke kampus yang lain.

Sebelum masa pandemi berlangsung, fasilitas Shuttle Bus ini sangat mempermudah mobilisasi akademik, seperti transit mahasiswa dari Kampus Wates ke Kampus Karangmalang.

Berselang masa pandemi, kegiatan perkuliahan mulai dilaksanakan secara hybrid. Bus yang biasanya digunakan untuk menunjang fasilitas akademik membuahkan pertanyaan akan keberadaannya.

Hal ini tentu sudah menjadi tanda tanya besar bagi sejumlah mahasiswa yang belum pernah sama sekali menggunakan fasilitas Shuttle Bus di UNY, terutama bagi para maba yang berada di Kampus UNY Karangmalang.

Pertanyaan mengenai eksistensi Shuttle Bus pada masa pandemi diajukan kepada dua mahasiswa Kampus Wates angkatan tahun 2020, Rizki dari program studi D-IV Teknik Otomotif dan Fatma Ulfa dari program studi D-IV Teknik Boga.

Mereka mengatakan bahwa Shuttle Bus masih beroperasi secara normal seperti dulu, saat sebelum pandemi ini terjadi. 

Kemudian pertanyaan yang sama diberikan kepada dua mahasiswa Kampus Wates angakatan 2021 dari program studi D-IV Teknik Elektronika, Ibnu Asmara dan Farhan Prasetio.

Ibnu mengatakan bahwa Shuttle Bus masih beroperasi untuk beberapa jurusan tertentu saja. Lain halnya dengan Farhan Prasetio, Ia mengatakan bahwa Shuttle Bus tersebut sudah jarang beroperasi di masa pandemi ini.

“Sepertinya untuk kegiatan luar tidak, karena peruntukannya memang untuk kegiatan mobilitas akademik,” jelas Rizki, selaku pengguna
Shuttle Bus.

Sementara Fatma, Ibnu, dan Farhan mengaku tidak tahu-menahu apakah Shuttle Bus tersebut dapat digunakan di luar mobilitas akademik atau tidak.

Masih banyaknya mahasiswa yang tidak tahu-menahu mengenai kemungkinan disebabkan karena Shuttle Bus lebih seringnya digunakan untuk kepentingan akademik saja. Sementara mereka yang jarang mengadakan kegiatan akademik di luar kampus mereka, akan sangat jarang intensitasnya dalam menggunakan Shuttle Bus tersebut.

Terkait kebijakan dalam penggunaan fasilitas Shuttle Bus saat pandemi ini pun masih simpang siur akan kejelasannya.

Menurut Rizki selaku pengguna Shuttle Bus dari kampus Wates ke kampus pusat memaparkan, bahwa ia kurang mengerti tentang persyaratan untuk menaiki Shuttle Bus, karena biasanya yang mengkoordinasikan mengenai hal tersebut adalah ketua kelas.

Menurutnya, tidak ada persyaratan khusus, yang terpenting jumlah mahasiswa yang akan berangkat sudah memenuhi kuota kursi dari Shuttle Bus itu sendiri.

“Memang jadwalnya nggak sistematis, soalnya waktu itu pada janjian (antara Sopir dan calon penumpang) 20 orang (mahasiswa Kampus Wates) berangkat (ke Kampus Karangmalang) jam 6.15, tapi malah berangkat jam 10 siang, kemudian yang naik hanya dua orang,” Tutur koordinator Shuttle Bus di UNY, Ibu Sofie, yang kemudian mengatakan bahwa kejadian seperti ini menyebabkan kerugian pihak Shuttle Bus.

“Ya bagaimana ya, sopir kami menunggu dari jam 6.15 sampai jam 10, posisi mereka belum sarapan.” Sambungnya.

Kemudian beliau menegaskan kembali, “Iya, jadi untuk jalan (Shuttle Bus) harus koordinasi dahulu, dari perwakilan mahasiswa ke kepala jurusan, baru sampai ke kita.”

Sosialisasi lebih lanjut mengenai pengoperasian Shuttle Bus UNY sangat diperlukan agar mahasiswa lebih paham akan fungsi sebenarnya dari Shuttle Bus dan bagaimana cara menggunakan fasilitas tersebut.

Penulis: Ardelia & Dita

Penyunting: Airlangga W.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *