979 Mahasiswa UNY Lebih Memilih Kotak Kosong Ketimbang Ketua BEM Fakultasnya Sendiri, 889 Lainnya Golput

Sumber gambar: Unsplash

Dengan berakhirnya pemilwa tahun ini maka bermunculan pulalah nama-nama baru yang akan meneruskan estafet kepemimpinan ormawa-ormawa di UNY. Hasil rekapitulasi yang diumumkan pada Selasa (13/12) lalu menyebutkan ketua anyar dari mulai HMJ, BEM, dan DPM, baik tingkat fakultas maupun universitas.

Uniknya, 3 dari 7 calon ketua BEM fakultas yang baru berhasil menang sebagai kandidat tunggal. Tak hanya itu, statistik pemilwa juga menunjukkan fakta menarik seputar eksistensi kotak kosong dan golongan putih (golput).

Supremasi Kotak Kosong

Tiga calon ketua BEM fakultas yang maju sebagai calon tunggal pada pemilwa edisi kali ini, yaitu Azrul Ikhsan (FT), Bentar Yanuar Wibisono (FIK), dan Farras Raihan (FE). Azrul Ikhsan sukses meraup 1.250 suara, Bentar Yanuar Wibisono meraih 623 suara, dan Farras Raihan mengamankan 1.413 suara.

Namun, kemenangan mereka bukan tanpa cela. Kotak kosong menjadi sandungan yang cukup kentara merepresentasikan elektabilitas mereka sebagai calon tunggal.

Dari fakultas paling utara, sebanyak 426 mahasiswa FT memilih kotak kosong daripada paslon Azrul-Zahra. Angka tersebut sama dengan 25,41% dari pemilih aktif, atau dengan kata lain, 1 dari 4 mahasiswa FT, lebih percaya kepada kotak kosong.

Sementara FIK, tidak berbeda jauh dengan FT. Dari total 835 pemilih aktif, 212 pemilih di antaranya mendukung kotak kosong, alih-alih Bentar Yanuar Wibisono. Persentasenya juga tidak selisih jauh dengan FT, yakni 25,38%.

Sedangkan FE, 341 mahasiswa FE memutuskan mencoblos kotak kosong ketimbang calon ketua BEM fakultas mereka, Farras Raihan. Jumlah tersebut merupakan 19,44% dari 1.754 pemilih aktif.

Jadi, jika dijumlahkan secara keseluruhan, total ada 979 mahasiswa UNY yang lebih memilih kotak kosong daripada calon ketua BEM fakultasnya sendiri. Catatan ini menjadi ironi tersendiri mengingat calon tunggal umumnya diekspektasikan lebih mudah untuk menang mutak dalam pemungutan suara. Pun ketiga kalkulasi di atas bahkan belum termasuk hitungan partisipasi golput.

Persentase Golput Per Fakultas, FT Tertinggi

Golput adalah hal yang tak pernah luput disorot dalam kontestasi politik, termasuk pemilwa kali ini. Dari 12.789 jumlah pemilih yang terdata dalam sistem rekapitulasi KPU KM UNY, 6,95% di antaranya memilih golput. Dan dari 889 mahasiswa golput tersebut, FT menduduki peringkat teratas dari segi persentase keseluruhan.

Total ada 1.843 mahasiswa FT UNY yang terdata sebagai pemilih. Namun, hanya 90,94% yang menggunakan hak pilihnya, entah memberikan suaranya kepada paslon terpilih ataupun kotak kosong. Sisanya, sebanyak 167 mahasiswa FT (9,06%) memutuskan untuk golput pada Pemilwa FT UNY 2022 ini.

Dari segi kuantitasnya, FIP unggul lima angka lebih banyak daripada FT dengan menyumbang 172 suara golput. Angka tersebut jika dipresentasekan hanya 7,92% dari 2.169 pemilih yang terdata.

Sementara itu, FIK mencatat angka golput sebanyak 123 suara (8,64% dari 835 suara). Sedangkan, sebanyak 118 mahasiswa FBS (7,04% dari 1.674 suara) memilih golput. Kemudian, disusul oleh FE dengan angka golput sebanyak 123 suara (6,55% dari 1.877 suara), FIS dengan angka golput sebanyak 121 suara (6,06% dari 1.996 suara), dan FMIPA dengan persentase golput terkecil yakni 4,7% dari 2.316 suara (109 suara golput).

Persentase golput di atas baru dengan komparasi pemilwa BEM fakultas saja, belum dengan komponen pembanding lain seperti pemilwa hima atau DPM dengan calon tunggal.

Namun, dari statistik yang sudah diuraikan di atas, bisa disimpulkan bahwa “partisipasi” kotak kosong kali ini lebih eksis ketimbang kelompok golput. Padahal, angka golput merupakan akumulasi dari suara mahasiswa di 7 fakultas, sedangkan persentase kotak kosong hanyalah akumulasi dari suara mahasiswa di 3 fakultas saja, yakni FT, FIK, dan FE.

Penulis: Lindu A.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *