Sumber gambar: Dokumen penulis. (Kalis/Wartafeno)
Identitas Buku
Judul : Silence
Pengarang : Akiyoshi Rikako
Penerjemah :Yulita Dewi Pusparanny
ISBN : 978-602-638-338-7
Penerbit : Haru Media
Tebal : 326
Tahun : 2017
*
Hasrat ingin membaca sebuah novel kepunyaan sendiri memang menjadi keinginan saya untuk belajar menjadi mahasiswa yang kaya akan kata dan bahasa. Perasaan yang semakin tak terbendung itu berubah menjadi keinginan untuk membeli sebuah buku. Dan saya akhirnya memutuskan membeli novel karangan Akiyoshi Rikako berjudul Silence di sebuah toko buku yang rata-rata bukunya berharga murah.
Membaca novel ini seakan akan membuat saya ikut merasakan kesunyian yang amat mendalam ketika terjebak di antara penduduk yang kental akan ideologi leluhurnya. Orang tua dan penduduk yang cenderung mengikuti budaya asli juga membendung keinginan kita untuk dapat mengenal dunia luar. Kisah yang diceritakan seolah nyata di tengah-tengah kehidupan kita saat ini, bahkan mungkin saja kita pernah mengalami hal yang serupa.
Alur Cerita
Novel Silence karangan Akiyoshi mengisahkan kehidupan seorang anak berusia 15 tahun yang duduk di bangku SMP sebuah sekolah di pulau terpencil bernama Yuki no Sima, Jepang. Miyuki adalah anak tunggal dari pasangan suami istri yang kesehariannya bekerja sebagai seorang nelayan tangkap ikan. Minatnya dalam dunia hiburan membuat Miyuki terobsesi menjadi seorang artis di kota besar dan keluar dari pulau yang selama ini seperti mengurungnya dari kehidupan luar.
Sampai akhirnya Miyuki beranjak dewasa memutuskan untuk meninggalkan keluarganya dari pulau untuk melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi. Sejak saat itu ia pun tidak pernah mengunjungi kedua orang tuanya dan hanya berkabar melalui pesan ponsel saja.
Setelah selesai menempuh pendidikan, ia pun mendapat pekerjaan sebagai manajer untuk beberapa artis terkemuka di Tokyo. Hal ini juga mempertemukannya dengan sosok Toshiaki Fujisaki, seorang pria kaya dan tampan sekaligus sebagai rekan kerja Miyuki. Mereka tinggal dalam satu apartemen, menghabiskan waktu bersama dan menjalin hubungan seperti sepasang kekasih yang saling melengkapi satu sama lain. Hubungan mereka itu berjalan sampai enam tahun dan tidak beranjak pada jenjang pernikahan.
Sikap kekanak-kanakan yang sering ditunjukkan kepada Miyuki sering kali membuatnya kesal. Ia mendesak Toshiaki untuk segera mengunjungi orang tuanya dan melamar Miyuki. Dan puncaknya, Miyuki merasa bahwa hubungannya dengan Toshiaki sudah tidak ada kejelasan. Ia mengancam Toshiaki untuk mengakhiri hubungannya apabila Toshiaki tidak ingin ikut dengannya pergi ke pulau Yuki no Shima menemui orang tuanya.
Ketika berada di Pulau Yuki no Shima, watak asli Toshiaki semakin terlihat. Hal ini karena perilaku keluarga Miyuki yang selalu menganggap Toshiaki sebagai orang asing. Namun, Toshiaki berusaha untuk tetap menahan itu semua, di samping ia membutuhkan Miyuki untuk tetap dapat hidup dan bekerja.
Mengedepankan Estetika Di Luar, Isi Tak Menyanggupi Ekspektasi!
Sangat disayangkan, di antara karangan Akiyoshi Rikako lainnya, novel Silence ini hanya mendapat rating rata-rata 3,4/5 di Goodreads. Desain sampulnya cukup menarik secara visual yang terkesan estetik dengan kombinasi warna putih dan merah gelap. Ilustrasi yang digunakan cukup menggambarkan kisah yang diangkat, namun penulisan judul sedikit kurang tersorot karena berada di bagian bawah.
Isi dari buku tidak terlalu bertele-tele yang kesannya buku ini ingin seefektif mungkin dalam menyampaikan ceritanya, lembar pertama dan lembar terakhir saja yang jadi identitas buku. Dan seolah-olah penulis memang sangat menekankan pada imajinasi pembacanya. Namun hal itu membuat saya sedikit kesulitan untuk mengikuti alurnya. saya juga harus membaca berulang kali untuk beberapa kalimat yang saya kesulitan dalam memahaminya.
Sudut pandang penceritaan juga berubah-ubah, dan narasinya juga kadang berganti dengan dipisahkan dengan sebuah simbol. Namun simbol tersebut memiliki fungsi dalam pembacaan novel ini sebagai perubahan narator atau berganti dengan sudut pandang tokoh lain.
Jadi, narasi cerita yang menggabungkan latar waktu di masa lalu, saat ini, dan masa depan tidak terlalu mengikuti satu garis lurus adalah hal yang cukup sering terjadi dalam beberapa buku karangan Akiyoshi sendiri.
Namun di samping itu, plot twist dalam buku ini terasa samar dan kurang terasa sehingga pembaca bahkan kurang menyadari hal yang menjadi terungkapnya sebuah misteri dan teka-teki cerita. Pada bab terakhir juga terlalu panjang dan banyak hal yang kurang menarik, tidak seperti sebelum-sebelumnya yang penuh terkaan akan kelanjutan narasinya.
Bisa dibilang efek twist lebih banyak diuraikan pada bab sebelumnya. Suasana romansa juga lebih kental dalam buku ini dibanding nuansa misteri karena lebih banyak porsi kisah hubungan Miyuki dan Toshiaki yang diceritakan.
Akiyoshi Rikako merupakan salah satu penulis yang kental akan sastranya di Jepang sehingga dalam cerita di buku ini seakan-akan pembaca dibuat merasakan juga mengenai bagaimana kehidupan masyarakat di Jepang dengan problematika sosial, ekonomi, budaya, pendidikan maupun spiritual.
Banyak kosakata dalam bahasa Jepang yang saya belum mengerti dan kesusahan dalam membacanya. Tapi tenang, ada catatan kaki di halaman tersebut tentang arti dari istilah-istilah Jepang yang muncul dalam buku. Hal ini memberi pengetahuan saya terhadap istilah-istilah yang ada di Jepang sana seperti busana, makanan, dan benda-benda.
Sebetulnya banyak sekali yang hendak disampaikan dalam cerita novel ini. Misalnya, bagaimana individu yang berasal dari pedesaan maupun perkotaan saling beradaptasi saat menginjakkan kehidupan barunya di tempat dengan kultur masyarakat yang berbeda. Bagaimana etika dan tata krama harus dijunjung tinggi untuk menghormati tradisi penduduk setempat.
Perjuangan yang dilakukan Miyuki untuk meraih mimpinya di tanah rantau dan hubungan romansanya yang rumit dan berbau ketidaktulusan atau ketidaksetiaan membawa pembaca menuju pengalaman membaca yang menyenangkan. Semua itu seperti lapisan-lapisan yang begitu memancing antusiasme terutama jika kamu suka bacaan dengan alur cerita yang cukup kompleks dan penuh kejutan.
Pengulas: Nugroho Kalis
Penyunting: Airlangga W.