Sumber: m.media-amazon.com
Identitas Karya
Judul: Black Knight
Sutradara: Cho Ui Seok
Penulis: Lee Yoon-Kyun (webcomic)
Genre: Science fiction
Pemain: Kim Woo-Bin, Song Seung-Heon, Kang You-Seok, Esom
Tanggal rilis: 12 Mei 2023
Jumlah episode: 6
Durasi per episode: 45-52 menit
Distributor: Netflix
Negara: Korea Selatan
Bahasa: Bahasa Korea
*
Kehidupan di masa mendatang diperkirakan penuh dengan kemajuan dengan tujuan mencapai kemudahan. Lantas, bagaimana jika kiamat terjadi dan hanya menyisakan 1% populasi di dunia ini?
Visualisasi kota Seoul, Korea Selatan, yang saat ini menjadi salah satu kota impian, beralih menjadi hamparan savana dengan darurat polusi udara. Namsan Tower dan Jembatan Hannam yang menjadi ikon kota ini hancur rata tanah. Bahkan, sinar matahari tidak sampai ke permukaan tanah Kota Seoul karena tingginya intensitas debu polusi yang melayang-layang di seluruh wilayah. Kembali, masker atau respirator menjadi salah satu penunjang hidup sehari-hari yang dibutuhkan manusia-manusia di sana.
Bukan saja alam yang rusak, tapi juga manusianya. Masyarakat Seoul juga terjebak dalam konflik horizontal: adanya diskriminasi. Massa yang tersisa digolongkan menjadi 3 macam kelas, yakni kelas umum, khusus, dan inti. Bukan lagi KTP atau id card sebagai penanda identitasnya, melainkan sebuah QR Code yang tersemat di punggung tangan tiap penghuni. Namun, masih ada satu kasta lagi yang paling rendah, yakni masyarakat yang tidak memiliki tanda pengenal. Golongan tersebut disebut sebagai penghuni tanpa identitas.
Konflik diskriminasi yang diangkat tentunya menciptakan sebuah bias yang ekstrem. Dalam konteks cerita ini, oksigen menjadi barang yang langka dan berharga. Hanya beberapa kelompok yang memiliki akses terhadap oksigen, sedangkan kelompok lainnya harus berjuang untuk memperolehnya. Hal ini menggambarkan betapa rusaknya bumi dengan sumber daya alamnya yang menipis, serta buruknya para manusia yang tidak berusaha untuk mencari jalan keluar dari keadaan tersebut, melainkan menjadikannya bisnis tanpa peduli akan munculnya ketimpangan sosial.
Penghuni kelas umum mendapatkan oksigen melalui kurir paket belaka yang hanya disediakan oleh satu perusahaan. Oleh karenanya, menjadi kurir paket harus melalui tahapan seleksi layaknya prajurit. Adanya kurir 5-8, sang legenda, semakin menjadikan pekerjaan ini layaknya ksatria.
Impian 5-8 yang menjadikan dunia penuh kesetaraan mengantarnya pada fakta-fakta baru menyangkut tempat bekerjanya. Kejadian demi kejadian di luar perkiraannya, mengharuskan ia untuk selalu berpikir dingin. Namun, munculnya orang baru yang bernasib mirip bahkan hampir sama dengannya mampu memberikan kekuatan dan kesempatan lain untuk semakin yakin akan angan-angannya.
Karakter 5-8 diperankan dengan apik oleh sang aktor. Kepribadian Kim Woo-Bin yang tenang turut membuat menyatu dengan pemeran utama di serial yang dirilis oleh Netflix ini. Tak hanya aktor utama, pemeran lain pun mampu membangun suasana menjadi hidup, tak hanya ketegangan, tapi juga komedi yang dibalut dengan begitu sederhana.
Dengan plot penuh twist di dalamnya, serial adaptasi Webtoon ini memang patut diapresiasi. Alur cerita yang dibuat mampu membuat penonton ikut diajak untuk memahami permasalahan yang dihadapi oleh karakter-karakter dalam dunia distopia ini. Kisah dengan dasar masalah diskriminasi berkembang menjadi ambisi-ambisi yang diceritakan secara logis dan realistis. Meski pada awal ceritanya terasa cukup membosankan, tapi seiring dengan adanya konflik-konflik kecil yang mulai bermunculan menimbulkan praduga lain yang mind blowing. Seperti terkait siapa sebenarnya lakon 5-8 itu dan bagaimana latar belakang kehidupannya hingga bisa seperti sekarang.
Selain itu, klimaks merupakan salah satu momen yang mampu mencampuradukkan berbagai emosi penonton. Tidak hanya satu, ada beberapa segmen yang semakin memicu adrenalin penonton untuk menyaksikan balasan untuk sang ‘penjahat’ di akhir ceritanya.
Selain dari sisi alur, visualisasi dari latar dan pemerannya juga mendetail. Penggambaran dunia setelah diserang meteor dikemas dengan Computer Generated Imagery (CGI) yang halus dan rapi. Visualisasinya sudah tidak lagi diragukan. Pemandangan dengan jarak pandang terbatas dan dominasi warna coklat tanah memenuhi kondisi penghuni kelas umum. Selain itu, kostum baju kotor penuh debu yang digunakan benar-benar menggambarkan nelangsanya para penghuni kelas umum ini.
Berbanding dengan penghuni kelas umum, masyarakat kelas khusus difasilitasi bebas masker dalam batasan waktu tertentu serta dibantu dengan teknologi yang lebih mumpuni. Dari keduanya, tentunya kelas inti adalah tempat idaman semua populasi yang tersisa dengan kualitas udara hingga 100% serta teknologi, desain, dan infrastruktur yang mampu memanjakan mata dan pikiran.
Terlepas dari hal-hal tersebut, ada hal lain yang tak kalah menarik. Pasalnya, peran presiden yang dilakonkan oleh seorang perempuan merupakan hal yang jarang terlihat di drama, serial, atau film korea kebanyakan. Selain itu, mayor tentara juga turut diperankan oleh perempuan. Tak hanya bertopang dagu, mayor dengan nama Esom ini turut mengambil peran besar dalam misi yang dijalankan oleh 5-8.
Keputusan tersebut kemungkinan diambil berdasarkan kondisi kesetaraan gender di Korea Selatan yang cukup mengkhawatirkan. Terlebih, masalah utama cerita ini yang juga terkait kondisi diskriminasi masyarakat pada tahun 2071.
Di samping itu, terkait karya-karya bertemakan distopia, beberapa sastrawan sering melakukannya pada karya-karya fiksi mereka. George Orwell, penulis “1984”, yang menggambarkan masyarakat otoriter dan terkekang. Sastrawan lainnya seperti Aldous Huxley dengan “Brave New World”, Margaret Atwood dengan “The Handmaid’s Tale”, dan Ray Bradbury dengan “Fahrenheit 451” juga terkenal karena karya-karya distopia mereka yang memberikan pengkritikan terhadap masalah sosial dan politik dalam masyarakat.
Dalam konteks serial ini, cerita ini menggambarkan potensi ancaman terhadap lingkungan dan ketidakadilan sosial sebagai akibat dari tindakan manusia. Melalui cerita ini, penonton dihadapkan pada pertanyaan tentang tanggung jawab sebagai individu dan masyarakat terhadap lingkungan dan keadilan sosial.
Secara keseluruhan, serial dengan rate usia 16+ ini cocok ditonton untuk mengisi waktu luang karena jumlah episodenya tidak sebanyak drama korea pada umumnya. Meski baru sekedar rumor, season 2 dari serial ini akan sangat ditunggu. Terutama penjelasan lebih lanjut terkait bagaimana seorang mutan dianggap hal yang biasa?
Pengulas: Isna Septi Wahyuni
Penyunting: Airlangga W