Mencari Dalang Pencurian PKM FT UNY

Sumber gambar: Pixabay

Senin (22/5) sekitar pukul 16.50, sepulang dari magang, Ikhwan langsung bergegas menuju ke PKM FT UNY dan naik ke lantai tiga untuk menuju ruang sekretariat organisasinya, LPMT Fenomena UNY. Niat awalnya untuk bersantai di sekretariat mendadak menjadi perasaan was-was karena tidak biasanya ia mendapati kondisi lampu luar (lampu depan pintu utama sayap barat) sudah menyala dengan pintu yang terbuka lebar.

Kondisi pintu sekretariat LPMT Fenomena yang terbuka lebar (Ikhwan/Wartafeno)

Merasa ada yang tidak beres, ia pun melangkah masuk untuk melihat kondisi di dalam ruang sekretariatnya. Ia mendapati monitor dan CPU komputer milik LPMT Fenomena sudah tidak ada di atas meja kerja sebagaimana biasanya. Ia pun lantas menelpon Fais untuk mengonfirmasi apakah komputer tersebut memang sengaja dipindahkan atau tidak.

Tak berselang lama, Fais datang. Ia terkejut mendapati apa yang dikatakan Ikhwan benar adanya. Fais lantas menelepon pihak kepolisian, dan tak menunggu lama dari sejumlah awak Polsek Bulaksumur pun datang ke TKP. Fais juga bergegas menghubungi teman-teman ormawa FT UNY untuk mencari lebih banyak saksi mata perihal kasus pencurian ini.

Kerugian Belasan Juta Rupiah

Keseluruhan barang yang hilang dari ruang sekretariat LPMT Fenomena yakni satu unit CPU merk Lenovo, satu unit monitor merk ThinkVision, satu unit proyektor merk Ben Q beserta tasnya, dan sebuah jam tangan milik pribadi merk Smartband 2. Total kerugian tersebut ditaksir mencapai belasan juta rupiah.

Penampakan ruang sekretariat LPMT Fenomena setelah kasus pencurian (Ikhwan/Wartafeno)

Merunut dari kedatangan terakhir anggota LPMT Fenomena ke ruang sekretariat, ruang tersebut dipakai sebelum terjadi aksi pencurian pada lima hari sebelumnya, yakni hari Rabu (17/5). Fais dan Ikhwan sempat mampir ke ruang sekretariat pada hari itu. Keduanya mengobrol santai melepas penat sepulang magang hingga mereka beranjak meninggalkan PKM FT UNY sekitar pukul 8 malam.

Saat itu, semuanya masih dalam kondisi aman. Barang-barang yang hilang masih utuh terletak di tempatnya, di atas meja, sebagaimana biasanya. Dan sejak Rabu malam itu, tidak ada lagi anggota LPMT Fenomena yang memakai ruang kesekretariatan sampai Senin (22/5).

Selain LPMT Fenomena, ormawa lain yang juga bertempat di lantai tiga, yakni KM Al-Musthofa, juga kehilangan barang serupa. Satu set komputer bermerk sama juga raib dari sekretariat mereka.

Pada hari Jumat (19/5), pukul 15.30, Husein dan Mahmud naik ke lantai tiga menuju ruang kesekretariatan KM Al-Musthofa untuk mengambil meja guna keperluan acara kajian rutin. Namun, pada momen tersebut, keduanya tidak melihat ada satu set komputer di meja di ruang kesekretariatan mereka seperti biasanya. Akan tetapi, Husein dan Mahmud tidak menaruh curiga sama sekali dan mengira barang yang hilang tersebut sudah dipindahkan oleh anggota KM Al-Musthofa yang lainnya.

Jika kesaksian dari Husein dan Mahmud benar adanya, itu artinya, aksi pencurian terjadi antara hari Rabu (17/5) malam hingga Jumat (19/5) sore. Berbagai upaya dilakukan Fais dan koleganya guna mengungkap insiden ini. Sayang, hingga tulisan ini terbit, pelaku pencurian masih belum juga tertangkap.

CCTV Rusak, Ceroboh Menaruh Kunci

Dua CCTV yang semula terpasang untuk memantau keamanan PKM FT UNY dan setelah diperiksa ternyata sudah lama tak berfungsi alias rusak. Hal ini semakin menyulitkan investigasi yang dilakukan.

Selain itu, baik LPMT Fenomena maupun KM Al-Musthofa mengakui tentang keteledoran mereka. Saat insiden kehilangan tersebut terjadi, kedua ormawa ini cukup ceroboh dalam menaruh kunci ruangan.

Kunci sekretariat LPMT Fenomena hanya ditaruh di kotak surat yang menggantung di muka pintu. Sedangkan KM Al-Musthofa lupa mengunci ruangannya waktu itu.

“Kunci sekre (ruang sekretariat) biasanya memang hanya ditaruh di kotak surat depan pintu. Biar gampang buat anggota lain yang mau datang ke sekre, jadi enggak perlu menunggu lama si pembawa kunci. Tapi selama ini aman-aman saja karena yang tahu kuncinya ada di situ, ya, cuma anggota Fenomena,” jelas Fais selaku Pemimpin Umum LPMT Fenomena UNY.

Lantai tiga PKM FT UNY sayap barat dihuni oleh tiga ormawa, yakni LPMT Fenomena, UKMF Matriks, dan KM Al-Musthofa. Sekretariat UKMF Matriks berada di tengah-tengah diapit oleh ruang kesekretariatan milik KM Al-Musthofa dan LPMT Fenomena, dan barang-barang yang ada di dalamnya utuh sama sekali.

Hal tersebut terasa aneh karena sang maling terkesan “mencuri seadanya” saja. Seolah-olah hanya mau mencuri mana pintu yang mudah dibuka saja. Padahal, sekretariat UKMF Matriks tidak mengunci jendela depannya. Jadi, seandainya sang maling niat benar, tentu akan mudah membongkar sekretariat UKMF Matriks, tapi faktanya ternyata tidak.

Bukan Kasus Pertama

Menurut keterangan dari Tri Hariyanto selaku Kepala Layanan Administrasi FT UNY, jam operasional normal PKM FT UNY dimulai pukul 07.30 hingga 21.00 WIB. Ketentuan tersebut berlaku hanya pada hari kerja (Senin—Jumat) saja. Khusus akhir pekan, jika ada ormawa yang mau mengakses gedung PKM FT UNY maka harus meminjam langsung ke pos satpam dengan menyerahkan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) sebagai buktinya.

Artinya, sejak pukul 21.00 hingga 07.30 dan di luar waktu operasionalnya, keamanan PKM FT UNY menjadi tanggung jawab petugas keamanan kampus yang bertugas. Sayangnya, hingga kini kapan tepatnya pencurian itu terjadi, apakah siang atau malam hari, belum juga terjawab.

Hal yang juga disayangkan oleh sejumlah pengurus aktif ormawa FT adalah letak pos satpam yang jauh dari PKM FT UNY, yakni bertempat di KPLT FT UNY. Dengan CCTV yang bisa saja dirusak dengan mudah, harusnya ada petugas keamanan yang siaga 24 jam mengawasi langsung area PKM FT UNY sebagai pengetatan proteksi. Mengingat, kasus pencurian ini bukanlah yang pertama kali terjadi.

Sejak diresmikan oleh Rochmat Wahab (Rektor UNY 2008-2017) pada Oktober 2010 silam, kasus pencurian di Gedung PKM FT UNY pertama kali terwartakan terjadi sekitar empat tahun lalu.

Barang yang raib pun serupa dengan kasus pencurian kali ini, yakni perangkat komputer berupa monitor dan CPU. Waktu itu, korbannya adalah ruang sekretariat Himanika dan terjadi pada awal September 2019.

Kasus pencurian kali ini sudah diadukan ke pihak birokrasi. Edy Supriyadi selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni FT UNY menyebut bahwa akan diupayakan pengadaan komputer guna mengganti kerugian ormawa yang kemalingan.

“Untuk pengadaan komputer dan CCTV akan diambilkan dari sisa dana tahun ini jika ada anggaran yang tidak terserap. Jika tidak ada sisa di anggaran tahun ini maka akan dianggarkan tahun depan. Ormawa melalui BEM/DPM dihimbau untuk melayangkan rekomendasi secara tertulis ke pihak dekanat,” jelas Edy.

Usulan Solusi

Kasus ini sudah semestinya menjadi alarm keras bagi warga FT UNY. Mungkin saja perangkat komputer yang hilang bisa dengan mudah dibeli lagi. Akan tetapi, rasa aman dan nyaman saat berada di “rumah” Keluarga Mahasiswa FT UNY itulah yang lebih utama.

Tentu saja, keamanan PKM FT UNY adalah tanggung jawab bersama yang diemban setiap warga FT UNY. Beberapa usulan solusi pun mulai terdengar. Ada yang mengusulkan agar PKM FT UNY kembali beroperasi 24 jam lagi sebagaimana operasionalisasi sebelum era pandemi merebak. Dengan begitu, masing-masing pengurus ormawa FT UNY dapat bertanggung jawab terhadap keamanan kesekretariatannya sendiri. Tentunya, juga mesti kompak menjaga kerukunan “rumah” bersama-sama.

Selain itu, ada pula yang mengusulkan untuk meningkatkan kinerja petugas keamanan PKM FT UNY dengan menambah pos satpam di sekitar area PKM FT. Hal ini, selain memudahkan teknis pengawasan, juga dapat menumbuhkan keakraban antara mahasiswa dan karyawan yang bertugas. Dengan begitu, saat terjadi kasus serupa, baik mahasiswa maupun satpam yang bertugas, bisa saling berkoordinasi mengungkap kasus bersama, bukan malah saling menyalahkan dan menuding satu sama lain.

Terkait hal ini, Edy Supriyadi mengapresiasi usulan yang ada sebagai upaya antisipatif yang lebih konkret.

“Memang idealnya ada (pos satpam) di dua sisi (di KPLT dan area sekitar gedung PKM), ya. Ide bagus untuk peningkatan pengamanan tapi kembali lagi ke masalah anggaran. Lagipula, pengamanan yang lebih protektif juga membantu mahasiswa untuk bisa berkegiatan dengan tenang,” pungkas Edy.

Kini, setelah hampir dua bulan berlalu, pelaku belum juga terungkap. Beberapa pengurus aktif ormawa FT UNY juga telah memberikan kesaksiannya terkait kegiatan yang dilakukan organisasinya selama rentang waktu terjadinya aksi pencurian tersebut. Namun, tetap saja, kesaksian-kesaksian tersebut belum cukup kuat untuk mengungkap kasus misterius ini.

Penulis: Lindu Ariansyah

Penyunting: Elshinta Adelia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *