Sumber gambar: Pexels
Definisi cepat melulu likat dengan ruang lingkup waktu. Mati cepat, menikah cepat, lulus cepat, semuanya berkonotasi sama: dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Selalu begitu.
Dan Agustus akhirnya sampai juga. Tanda dimulainya tahun ajaran baru. Para maba sedang senang-senangnya mengenakan jas almamater kampusnya yang masih kinyis-kinyis—sebelum tiba saatnya berubah fungsi jadi baju tidur. Namun, dengan semangat yang masih tumpah-tumpah itu, sudah sepatutnya gairah motivasi tersebut dijaga agar terikut dalam waktu yang lama.
Tips Lulus Kuliah Cepat, Valid No Debat!
Untuk itulah, tulisan ini dipersembahkan. Spesial untuk kamu para maba sekalian yang kebelet wisuda—sekalipun masuk kelas saja belum. Maka inilah tips lulus kuliah cepat yang mujarab bin mustajab untuk kamu semuanya!
- Ambil D1
Kalau menurutmu lulus sarjana empat tahun itu kelamaan, mending pindah strata saja. Baiknya kamu mengambil program diploma satu. Tahun ini jadi maba, tahun depan sudah berkalung samir wisuda. Cukup dua semester dan namamu akan berekor titel kemudian.
Ingat-ingat pepatah bahasa Inggris ini: “Where there is a will, there is a wall.” Hasrat adalah akar segala derita, begitu kalau kata Arthur Schopenhauer. Kalau kamu maunya lulus cepat-cepat, ya ngapain ambil program studi yang mengharuskanmu mengambil ratusan SKS? Belum lagi harus bersabar menghadapi dosen pembimbing yang super sibuk itu.
Anda mau lulus cepat? D1 adalah jawabannya!
- Honoris Causa
Gelar akademik adalah output utama yang diidamkan para mahasiswa. Tapi, gelar tersebut bisa diperoleh tidak melulu lewat jalur konvensional. Kamu juga bisa lho dapat gelar tanpa harus repot berangkat kuliah tiap hari. Salah satunya adalah dengan menerima gelar honoris causa (HC).
Simpelnya, honoris causa adalah gelar doktor yang diberikan kepada seseorang atas jasa-jasanya di bidang tertentu tanpa melalui ujian akademik. Tanpa perlu bersuntuk-suntuk menganalisis objek penelitian, mengkaji puluhan hingga ratusan sumber rujukan dan menguji metode statistik yang kompleks untuk menuntaskan disertasimu, kamu akan menyandang gelar doktoral sebagaimana profesor-profesor di seluruh dunia.
Eh, tapi ada lho yang enggak sarjana—bahkan dua kali drop out—tapi bisa dapat honoris causa berturut-turut, sampai sembilan kali! Mana jadi presiden juga lagi. Tapi sepertinya, jalan ninja beliau ini sangat muskil untuk kita tapaki. Remah-remah biskuit kayak kita mah boro-boro mau ikut-ikut jadi Hokage, bisa kuliah saja sudah bersyukur. Apalagi bisa lulus tepat waktu dengan gelar yang diidamkan.
Lu honoris causa, lu punya kuasa! Taik!
- Bikin Kampus Sendiri
Jika di darahmu mengalir hormon-hormon old money, solusi ketiga ini agaknya bisa kamu coba. Ya, bikin kampus sendiri! Uang melimpah ruah, untuk apa jika bukan untuk dihambur-hamburkan?
Sudah saatnya kamu mengikuti jejak James Riady, Wibowo Hadipoespito, dan Aburizal Bakrie. Kalau sudah bosan bangun mal, apartemen, diskotik dan bermacam-macam properti sana-sini, sesekali kamu bisa bikin kampus buat selingan variasi.
Pilih sendiri mau bangun di mana. Mau di pusat kota, di belantara hutan Amazon, atau di pelosok Pulau Galapagos sekalipun, terserah kamu! Kurikulumnya mau bagaimana, siapa saja civitas academicanya, bebas! Kelak, anak cucu kalian akan dapat membusungkan dada dan berbangga diri kepada para leluhurnya.
Karena kuliah di kampusnya mbahne dewe, kamu bisa berangkat sesuka hatimu. Mau disambil ngepunk juga boleh! Sak senengmu!
Atau, kamu bisa nekat mencoba apa yang tokoh Bartleby Gaines lakukan dalam film Accepted (2006). Karena frustasi menerima surat penolakan dari begitu banyak perguruan tinggi yang ia coba daftar, Bartleby pun memutuskan membuat kampus khayali (fiktif) bernama S.H.I.T. (South Harmon Institute of Technology) untuk melegakan gengsi orang tuanya.
Tinggal rekayasa situs kampus abal-abal dan percantik biar interface-nya lebih user-friendly, kustomisasi dan border sendiri almamaternya, terus pandai-pandai fafifu retorika saja. Beres.
Kenapa? Kamu malu? Ngapain malu, mereka yang lulus modal joki harga teman saja bisa santai upload foto wisuda pakai caption panjang, dramatis, dan berbuih-buih heroisme kok.
Mana postingannya disematkan lagi di akun sosmed pribadi. Cuaks!
Memang, dunia ini tempat untuk bermain sandiwara, layaknya lagu Panggung Sandiwara yang populer pada tahun 1970an karya Ahmad Albar.
Ingat, banyak jalan menuju Roma. Banyak jalan tikus menuju wisuda. Mau lewat jalan umum ataupun selokan got, toh garis finish-nya sama saja. Bumi tak seperti Wonderland dan kamu bukanlah Alice. Berhati-hatilah dengan ekspektasimu, berbiasalah dengan rasa kecewamu. Termasuk saat kamu memutuskan membaca tuntas tulisan ini.
Mudah-mudahan bermanfaat. Kalau tidak, ya sudah. Kata Tuhan, hidup ini toh hanya permainan dan senda gurau belaka. Why so serious?
Tapi, apa pun motivasi kalian lulus cepat, itu urusanmu. Mau manut dawuh Max Weber dan Joko Widodo (Kerja! Kerja! kerja!) atau tidak sabar mau posting foto wisuda bareng mas/mbak pacar yang (katanya) menemanimu dari nol itu, sak karepmu!
Ah, lagipula cepat-cepat lulus, apa sih yang dikejar?
Eh, tapi berlama-lama juga apa yang ditunggu ya?
Penulis: Lindu Ariansyah
Penyunting: Elshinta Ryzty