Sumber Gambar : Pexels
Fasilitas kampus adalah segala bentuk sarana dan prasarana yang disediakan di perguruan tinggi bagi mahasiswa, dosen, dan staf untuk mendukung proses kegiatan akademik maupun non akademik.
Bagi mahasiswa, fasilitas yang disediakan termasuk salah satu indikator yang mempengaruhi proses pembelajaran berjalan dengan baik atau tidak.
Sarana dan prasarana yang memadai tentu saja akan berdampak pada keamanan dan kenyamanan mahasiswanya.
Fasilitas yang tersedia menjadi faktor pertimbangan pula bagi calon mahasiswa ketika memilih perguruan tinggi. Oleh karena itu, penting bagi perguruan tinggi manapun untuk menyediakan fasilitas yang memadai.
Universitas Negeri Yogyakarta adalah salah satunya. Perguruan tinggi negeri yang memiliki cukup banyak pendaftar tiap tahunnya ini perlu juga memperhatikan sarana dan prasarana yang disediakan.
Fakultas Teknik (FT) merupakan salah satu fakultas yang dimiliki oleh Universitas Negeri Yogyakarta. Fakultas ini memiliki program studi dan jumlah mahasiswa yang cukup banyak dibanding dengan fakultas lain.
Tetapi masih banyak permasalahan mengenai fasilitas yang kerap dikeluhkan oleh mahasiswa Fakultas Teknik UNY. Mulai dari fasilitas akademik seperti peralatan praktik hingga fasilitas non akademik yang kurang memuaskan.
Kondisi Peralatan Praktik
Peralatan praktik yang baik tentu sangat dibutuhkan. Terutama di Fakultas Teknik yang lebih banyak terdapat mata kuliah praktik.
Tetapi, bagaimana dengan kondisi alat praktik di FT UNY?
Seorang mahasiswa dari Departemen Pendidikan Teknik Elektro (DPTE) mengeluhkan mengenai ketersediaan komputer sebagai alat praktik yang dirasa kurang memadai. “Semester satu ada mata kuliah pemrograman, untuk fasilitas menurutku masih kurang dan komputer masih tabung. Jadi, kalau ada mahasiswa yang gak punya laptop mau pakai laptop kampus itu susah. Fasilitas di kampus gak ada,” keluhnya.
Selain itu, ada pula mahasiswa yang mengeluhkan kondisi alat praktek yang rusak. Sehingga ia memilih untuk membeli sendiri agar proses praktik nya tidak terhambat. “Kemarin itu kita dibagi per kelompok terus aku komponennya juga beli sendiri, itu sebenarnya cukup tapi kadang ada yang pakai terus rusak dan gak bilang gitu. Malah dikembalikan lagi ke tempatnya tanpa bilang. Maksudnya kalau kita praktik dengan barang yang rusak itu malah menghambat gitu jadi mending beli sendiri,” jelasnya.
Ketersediaan Fasilitas Non Akademik yang Masih Perlu Diperhatikan
Selain keluhan mengenai peralatan praktik, terdapat banyak pula keluhan mengenai fasilitas non akademik. Seperti beberapa mahasiswa yang mengeluhkan ketersediaan area parkir serta CCTV pada area parkir. Bukan tanpa sebab, adanya kasus kehilangan helm membuat mahasiswa was-was terkait keamanan di area parkir FT UNY.
Ketersediaan lahan parkir yang dirasa masih kurang dalam penataan sehingga menimbulkan kesulitan bagi mahasiswa yang parkir, khususnya di area Departemen Pendidikan Tata Boga Busana (DPTBB).
“Agak shock ya. Yang pertama buat shock itu parkirannya kaya sempit. Parkiran jebol ke DPTBB pertama merusak pemandangan, susah, penuh, keluarnya susah, kalau hujan ya kehujanan, minimal dikasih apa gitu biar gak kehujanan,” ucap salah satu mahasiswa DPTBB yang mengaku sedikit kaget dengan kondisi parkiran yang sempit dan merusak pemandangan.
Di samping itu, ada pula yang mengeluhkan mengenai kondisi CCTV yang terdapat di parkiran. Fasilitas CCTV yang sudah tersedia namun kondisinya yang dianggap tak cukup diperhatikan sehingga kurang untuk keamanan.
“Mengenai cctv di parkiran misalnya, di beberapa kasus yang saya temukan selama dua semester kemarin ada beberapa teman yang kehilangan helm atau kunci motor yang belum tercabut. Dan ketika dicek CCTV ternyata CCTV-nya eror begitu. Jadi, sudah ada CCTV, namun penggunaannya kurang diperhatikan begitu,” ungkap seorang mahasiswa prodi Pendidikan Tata Busana yang mengeluhkan kondisi CCTV yang eror.
Selain mengenai ketersediaan lahan parkir dan CCTV, ada pula mahasiswa yang mengeluhkan mengenai ketersediaan stop kontak di Gedung KPLT (Kantor Pusat Layanan Terpadu). Selain sebagai pusat layanan mahasiswa Fakultas Teknik UNY Gedung ini juga sering digunakan mahasiswa FT sebagai tempat mengerjakan tugas, berdiskusi, dan kegiatan mahasiswa lainnya. Salah seorang mahasiswa dari Departemen Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan (DPTSP) beranggapan bahwa sebagai tempat mengerjakan tugas, stop kontak yang tersedia di KPLT dirasa kurang dan perlu ditingkatkan.
Kondisi toilet dan kamar mandi pun menjadi keluhan beberapa mahasiswa. Toilet dan kamar mandi di beberapa gedung jurusan memiliki kondisi yang butuh perbaikan, mulai dari kran air yang mati hingga kondisi pintunya yang rusak.
“Ada beberapa fasilitas yang saya rasa belum cukup puas, misalnya kamar mandi di prodi saya, ada kamar mandi yang tidak mengalir airnya (kran), jadi kamar mandi sudah tersedia tapi tidak bisa digunakan.” keluh salah satu mahasiswa DPTBB yang menyayangkan kondisi toilet pada gedung departemennya.
Tak hanya di DPTBB saja, mahasiswa dari Departemen Pendidikan Teknik Mesin (DPTM) juga mengeluhkan kondisi kamar mandi yang terdapat pada gedung departemennya. “Kamar mandi awal yang pertama masuk gedung departemen Teknik Mesin itu, menurut saya kurang bagus karena ada beberapa pintu rusak dan kebersihannya kurang terjaga,” ungkapnya.
Solusi dan harapan kedepannya
Dengan adanya keluhan yang dirasakan mahasiswa tentu banyak harapan dan saran agar keluhan tersebut dapat teratasi.
Selain pihak kampus, mahasiswa juga harus ikut merawat fasilitas kampus. “Kalau dibilang pihak kampus nggak ada usaha ya nggak juga, buat mahasiswa juga harusnya ambil bagian [merawat fasilitas kampus]. Buat petinggi-petinggi atau bisa buat siapapun uangnya dipakai yang baik-baik,” seorang mahasiswa prodi Pendidikan Teknik Mekatronika menyampaikan pendapatnya.
Di samping itu, mahasiswa dari prodi Pendidikan Tata Busana juga berharap agar pihak kampus melakukan survei serta komunikasi yang baik dengan mahasiswa. “Solusi yang harus dilakukan pihak kampus adalah harus melakukan survei dan penilaian, untuk mengetahui fasilitas mana yang masih dibutuhkan dan tingkat kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas saat ini. Mungkin dapat dilakukan secara online. Dan meningkatkan komunikasi dengan mahasiswa agar suara mahasiswa dapat didengar oleh pihak kampus, dalam komunikasi itu juga harus transparansi agar mahasiswa dapat percaya pada pihak kampus.” Dengan adanya survei dan komunikasi yang transparan tersebut, sangat diharapkan keluhan mahasiswa mengenai fasilitas kampus dapat teratasi.
Penulis : Ni Made Ariesta
Penyunting : Viola Anindya Nirwasita
Reporter : Hafsah Khatib & Najhathun Roisatul Ummah