Cerpen

Cerpen
LPMT Fenomena

Kasih untuk Ara

Semburat jingga di ufuk barat sudah memudar digantikan oleh pemandangan langit malam. Ara tersenyum ketika titik terang di langit mulai bermunculan. Entah kenapa hanya dengan

Cerpen
LPMT Fenomena

Permintaan Maaf

Penulis : Naufalda Zaina H. Sepulang dari meminta ditemani membeli senar gitar, Baruna pria yang begitu bangga dengan namanya yang berarti samudra membujuk kembali Shada

Cerpen
LPMT Fenomena

Sukarta Post (II)

cerita bersambung Baca: Sukarta Post (I) Kring, kring, kring… sautan bel sepeda planters (pemilik kebun) gula membangunkan lelapku. Tak terasa aku tertidur dengan muka tertutup

Cerpen
LPMT Fenomena

Sukarta Post (I)

Cerita sambung Musim hujan 1932, perjuangan masih ada dan Belanda masih menjadi tuan. Aku dan Sukarta waktu itu bekerja di salah satu pabrik gula milik

Cerpen
LPMT Fenomena

Rindu

“Bukankah rindu yang membuat kita menjadi seperti ini sayang?” “Tidak sayang, karena inilah kita menjadi rindu. Perasaan seperti inilah yang melahirkan rindu diantara kita.” “Jadi

Cerpen
LPMT Fenomena

Barisan Kehampaan

Oleh Ithak “Aku tidak ingin mengalami kehilangan. Seandainya aku harus mengalami kehilangan, cukup kalian bertiga saja. Kurasa mengalami tiga kehilangan saja sudah cukup.” Kau seperti

Cerpen
LPMT Fenomena

Tak Tahu Kenapa Wifi Mati

Penulis  : Rizki Safitri Ilustrasi : Rosy Kuliah tak semestinya selalu diisi dengan tugas. Sebab sumber belajar tidak hanya tugas dan tugas.  Banyak hal yang harus dipelajari di luar perkuliahan. Bahkan kesan tugas kini menjadi sebuah pekerjaan yang semakin mengungkung mahasiswa dalam berekspresi, walhasil kreativitas menjadi minim. Di sinilah akan muncul titik jenuh, muak, jengkel, lelah, dan saatnya berkata “Apa sih ini semua?”   Password…. password ! “Apa sih?” “Iya itu password-mu apa?”   Jia mencoba lagi password wifi kampusnya. Selama ini akses internet kampuslah yang selalu menyenangkan hatinya. Mengiburnya dari segala kepenatan karena hiruk-pikuk perkuliahan. Sehingga hidupnya penuh dengan download dan upload berbagai file, mulai dari video, dokumentasi kampus, referensi lomba-lomba, hingga back-up data ke penyimpanan online.   Seusai jam kuliah Jia selalu nongkrong di PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa-red), menjalankan rutinitas untuk sekadar memberi makan ikan emas yang hanya tiga ekor atau bahkan menghabiskan berjam-jam untuk duduk dan menikmati akses wifi dengan kecepatan tinggi. Wifi menjadi kebutuhan yang paling penting baginya. Bahkan dia rela tidak makan, menahan lapar demi menunggu unduhannya kelar. Hidupnya serasa berada di alam yang berbeda saat laman-laman yang diinginkan muncul. Berselancar untuk mengetahui dunia luar yang tak dapat diperoleh hanya dengan obrolan ngalor-ngidul yang biasa dilakukan dengan kawan-kawannya. Begitu menyenangkan bukan?   Namun akhir-akhir ini dia kesulitan mengakses jaringan wifi kampusnya. Padahal dia yakin password-nya tidak berubah. Sudah dua semester lebih dia tidak meng-otak-atik akun email kampus. Padahal dari akun itulah satu-satunya akses untuk mengubah password wifi. Pertanyaan demi pertanyaanpun muncul dari pikirannya, mengapa setiap Jumat, Sabtu, Minggu wifi tidak pernah dapat diakses. Padahal hari itulah dia bisa fokus menjalankan rutinitasnya yang sebagian besar membutuhkan akses jaringan internet. Aneh benar…   “Ni kenapa sih?, wifi mati mulu.”