Mahasiswa Ditegur Karena Memberi Nilai Rendah, Apa Saja Kuasa Dosen Terhadap Hasil SIMONA?

Pada umumnya kita menilai sebuah sistem yang dapat dikatakan matang apabila terdiri dari: rencana, eksekusi, dan evaluasi. Adanya evaluasi dimaksudkan agar setiap kegiatan dapat terus-menerus dikembangkan berkaca dari pengamatan dan pengalaman yang telah dilaluinya.

Begitulah kira-kira tujuan SIMONA UNY sebagai bentuk pengembangan dan evaluasi pembelajaran dosen dari mahasiswa yang berlangsung setiap awal dan akhir semester.

Seperti lembar evaluasi pada umumnya, SIMONA berisi instrumen-instrumen di antaranya meliputi kemampuan dosen dalam menciptakan iklim pembelajaran akademik yang baik, kemampuan dosen dalam menyampaikan materi, sampai metode pembelajaran yang digunakan.

“Ini kan sebetulnya menjadi bagian dari penjaminan mutu,’’ tutur Bapak Wagiran selaku Kepala Pusat Audit, Monitoring, dan Evaluasi (AME) UNY.

Dengan adanya sistem ini, mahasiswa diberikan ruang untuk memberikan umpan balik atas kepuasan yang dirasakan dalam satu tahun pembelajaran.

Dr. Wagiran, S.Pd., M.Pd., Kepala Pusat Audit, Monitoring, dan Evaluasi (AME) UNY

Mengapa E-Monev diganti menjadi SIMONA?

Bagi mahasiswa UNY, istilah E-Monev tidak asing di telinga. Pasalnya, setiap memasuki awal dan akhir semester, mahasiswa selalu dihimbau untuk mengisi lembar evaluasi tersebut sesuai tenggat waktu yang telah ditentukan. Sistem yang dibangun dan dikembangkan mulai tahun 2019 ini mulai berganti nama dari E-Monev menjadi SIMONA yang merupakan singkatan dari Sistem Monitoring dan Evaluasi proses belajar mengajar.

Menurut Bapak Wagiran, penggantian istilah ini dimaksudkan sebagai penyempurnaan sistem serta agar lebih familiar sekaligus sebagai sarana branding dengan tidak menghilangkan tujuan dan instrumen yang merupakan bagian terpenting dalam sistem evaluasi.

“Kalau rumahnya tetap di E-Survey,” tutup beliau.

Meskipun adanya perubahan istilah, bukan menjadi masalah besar mahasiswa, karena apa yang diingat mahasiswa ketika mendengar E-Monev ataupun SIMONA adalah kebijakannya yang khas apabila tidak mengisi lembar evaluasi ini, mahasiswa yang bersangkutan tidak dapat melihat Kartu Hasil Studi.

Kebijakan ini tidak lepas dari tujuan agar seluruh mahasiswa dapat mengisi instrumen penilaian sehingga menghasilkan data yang valid dan merepresentasikan kondisi kelas terhadap kinerja pembelajaran dosen yang bersangkutan.

Informasi apa saja yang dapat dilihat dosen dari SIMONA?

Jika berbicara perihal sistem, teknis menjadi bagian terpenting. Bagaimana sistem SIMONA ini bekerja? Data apa yang dapat dilihat dosen dari hasil evaluasi yang diisi mahasiswa?

Sebut Andi, bukan nama sebenarnya, mahasiswa yang sekarang memasuki semester 4 FT UNY. Dia menceritakan tentang bagaimana seorang dosen mempertanyakan mengapa mahasiswanya memberikan nilai rendah pada form penilaian. Menurut Andi, pengisian nilai rendah yang dilakukan oleh satu kelas ini bukan tanpa tujuan.

“Kita isi sesuai dengan kemampuan beliau sewaktu mengajar,” jelasnya.

Memasuki semester setelahnya, dosen yang bersangkutan menyinggung perihal hasil evaluasi pembelajaran yang dinilai rendah disertai tunjuk-menunjuk nama mahasiswa. Hal ini sangat disayangkan oleh Andi karena dosen bertindak tidak koorporatif sekaligus menimbulkan pertanyaan baru tentang kewenangan dosen terhadap hasil SIMONA.

Pertanyaan ini pun diklarifikasi oleh Bapak Wagiran.

“Instrumen itu ada di pusat dan akses ke fakultas itu, akses hasil saja. Jadi tidak ada akses mahasiswa ini mengisi apa. Secara sistem, kita jamin kerahasiaannya.”

Beliau menambahkan bahwa data yang sampai pada dosen sudah berbentuk raport tanpa disertai identitas pengisi.

“Yang didapat dosen sudah agregat (red: sekumpulan data dari sesuatu yang terpisah), karena akses untuk data itu ada di Unit Penjaminan Mutu (Penjamu) Fakultas, bahkan prodi belum kita kasih akses,” tambahnya.

Beruntungnya, peristiwa ini tidak berlanjut sampai mempengaruhi penilaian semester selanjutnya. Andi menambahkan bahwa pasca peristiwa ini, proses pembelajaran dari dosen yang bersangkutan berjalan lebih baik dari sebelumnya.

Menanggapi peristiwa tersebut, pihak AME UNY secara terbuka menghimbau agar mahasiswa tidak segan untuk melaporkan apabila seorang dosen terindikasi memiliki akses data berupa kebocoran identitas pengisi secara perorangan. Adapun gedung pusat LPMPP berlokasi di Universitas Negeri Yogyakarta, Karang Gayam, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281.

Bagaimana jika dosen mendapat nilai rendah dari SIMONA?

Secara garis besar, alur dari SIMONA ini adalah pasca pengisian evaluasi oleh mahasiswa, pihak LPMPP membuat surat kepada seluruh dekan tentang akses data hasil evaluasi yang selanjutnya diproses oleh Unit Penjamu masing-masing fakultas, dikelompokkan per mata kuliah hingga per dosen.

Bapak Wagiran menyebutkan bahwa terdapat agenda Rapat Tinjauan Manajemen atas hasil Monev yang dibawa ke rapat fakultas, sehingga yang menentukan tindak lanjut dosen yang mendapatkan nilai rendah adalah kebijakan masing-masing jurusan.

“Disini (LPMPP) menyiapkan perangkatnya, instrumennya, sistemnya. Fakultas tau datanya (hasil), lalu fakultas yang menentukan tindakan itu.”

Dengan adanya jaminan perlindungan identitas, beliau berharap mahasiswa dapat mengisi instrumen yang telah disusun tanpa ragu-ragu.

Penyunting : Airlangga W

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *