Cerpen

Cerpen
Naufalda Hanum

Satu Kampung Dilarang Nonton TV

“Aku menggunting kabel luarnya, biar ada alasan kemari untuk menenangkan pikiran.”

“Mau dibuat selesai hari ini atau nginep tiga hari, Pak, eh Mas Yon?”

“Kalau bisa sampai sinetron sialan itu tamat, Sir,” timpal Pak Yon sembari tersenyum.

Cerpen
Naufalda Hanum

Malaikat Beraroma Sampah

“Orang miskin dilarang sakit, Del!” teriak Gento menyambut tetangganya yang sudah dua minggu lebih tidak dia lihat.

Cerpen
Ade Listanto

Bajingan Kecil Mengukir Langit

Tidak akan ada lagi binar matanya yang tulus. Gadis jelita yang rajin memarahiku telah pergi untuk selamanya. Alasan-alasan klise meminjam diktat sudah tak berguna lagi.

Cerpen
Lindu Ariansyah

Larung

“Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.”

Cerpen
Airlangga Wibisono

Kapan Saat yang Tepat untuk Tersenyum?

Sumber gambar: Pexels Riuh pasar mulai terdengar, tanda langkahnya sebentar lagi akan sampai. Langkahnya itu sudah berapa kali disalip oleh mobil pikap, sepeda motor, bahkan

Cerpen
Naufalda Hanum

Nyenyat Tesman dan Manggut Mahalnya

Sumber gambar: Pexels Melihat Senopati, Anggoro, Dante, Lesmana, Darmaji, dan Jaedun sudah mantap di kursinya masing-masing dan siap untuk memulai diskusi, Tesman manggut-manggut mengirim kesan