Menjadi Saksi Ijab Kabul dengan Maskawin 350 Ribu Ton Tebu

Sumber gambar: Dokumen penulis. (Isna/Wartafeno)

Mega kelabu yang menghiasi hari Sabtu Kliwon (29/4) tak menyurutkan animo warga untuk menghadiri acara pernikahan sepasang tebu di area Pabrik Gula dan Pabrik Spiritus (PG-PS) Madukismo. Gelaran budaya sekaligus pesta rakyat ini digunakan sebagai pertanda awal masa giling dan suling bagi pabrik yang berlokasi di Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul ini.

Tahun ini, puncak acara pernikahan sepasang tebu yang diberi nama Kyai Raditya dan Nyai Manis ini baru dilaksanakan satu bulan setelah adanya Pasar Malam Cembengan yang juga dilaksanakan di sekitaran pabrik. Hal itu disebabkan masa panen tebu yang memang mendekati bulan Ramadan. Meski demikian, pasar malam yang berlangsung selama empat belas hari ini mampu menjadi hiburan dan destinasi wisata sendiri bagi masyarakat sekitar.

Sebagai perayaan yang telah terdaftar sebagai warisan budaya tak benda Indonesia, ritual “Cembengan” atau “Tebu Manten” ini dimaksudkan agar nantinya hasil produksi bermutu dan melimpah ruah.

Tentunya, hal itu disampaikan melalui doa-doa yang dibacakan oleh ulama selama prosesi “ijab kabul” di Masjid An-Nur, Komplek Perumahan Timur PG-PS Madukismo. Sebagai properti pendukung, adanya janur kuning yang melengkung di pintu masuk masjid semakin menambah kesan sakralnya acara pernikahan sepasang pengantin tebu ini.

Didandani Layaknya Pengantin Sungguhan

Batang-batang tebu terbaik akan dirias layaknya manusia yang akan melangsungkan pernikahan adat Jawa. Batang tebu yang menjadi “pengantin pria” dilengkapi patung kayu berbentuk kepala dengan  kuluk. Tak hanya itu, batang tebu yang berasal dari daerah Magelang ini juga dipakaikan kain batik di sekujur tubuhnya. Kemudian, di bagian atas tubuhnya juga ditutup kertas emas yang semakin menambah kesan menawan. Tak lupa juga disertakan rangkaian bunga kantil yang turut dipasangkan sebagaimana ciri khas pengantin Jawa.

Tak kalah dengan “pengantin pria”, “pengantin wanita” yang berasal dari daerah Bantul ini juga didandani layaknya mempelai sungguhan. Bedanya, patung kepala sang pengantin wanita dihias dengan paes. Keduanya pun lantas disandingkan di kereta yang ditarik oleh seekor kuda selama proses kirab berlangsung.

Wajah “pengantin pria” dan “pengantin wanita” yang dirias selayaknya manusia. (Isna/Wartafeno)

Kereta kuda ini pun didekorasi sedemikian rupa. Mulai dari penggunaan janur kuning yang menjuntai di sepanjang sisi sang pengantin hingga pernak-pernik lain yang turut mempercantik penampilan kereta. Sang pengantin pun juga dijaga ketat oleh pihak keamanan agar dapat sampai ke tujuan dengan aman dan selamat.

Belum cukup sampai di sana, beberapa warga juga tertangkap mengusir halus penonton yang sekiranya menghalangi tempat berlabuh sang pengantin.

“Permisi, Bapak, sepeda motornya tolong dipindah, ya. Nanti mau buat tempat parkir pengantinnya,” ujar salah seorang warga yang mencoba menertibkan penonton di sekitaran masjid tempat ijab kabul akan dilangsungkan.

Saat prosesi sakral berlangsung, semua warga diminta untuk tetap tenang serta turut mendoakan maksud baik diadakannya acara sakral ini. Sesakral pernikahan sungguhan yang biasa kita saksikan.

Iring-iringan Kirab Tebu Manten

Sebelum dinikahkan, sepasang tebu tersebut dikirab mengelilingi Komplek Pabrik Madukismo dengan menggunakan kereta kuda berkusir. Tak lupa, adanya iring-iringan bregada di depan maupun belakang kereta kuda juga turut memeriahkan acara kirab tersebut. Para bregada pun menggunakan pakaian selayaknya prajurit dengan properti berupa panah, pedang, ataupun tombak.

Dengan pengawasan sebuah mobil patroli di awal, delapan kumpulan lain pun turut mengekor di belakangnya. Di antaranya adalah rombongan Drum Band Kuncup Mekar dari SD Negeri Kasongan, Bregada Kaliwinangun, lalu disusul sang bintang utama acara; sang pinanganten sarimbit “Kyai Raditya-Nyai Manis”.

Kemudian masih ada kelompok Sanggar Klampis Ireng, pengawal bermaskot unta, Bregada Wira Pertiwi, Marching Band Gema Buana SD 1 Padokan, arak-araakan SD 3 Padokan, Warga Jogonalan, serta kelompok kesenian jatilan dengan gemerincing lonceng di kakinya yang kian menambah semarak acara kirab pengantin ini.

Iring-iringan rombongan kirab “Tebu Manten” yang diawasi pihak keamanan. (Isna/Wartafeno)

Rute yang ditempuh bisa dikatakan cukup jauh. Kirab dimulai dari halaman parkir Gedung Madu Candhya tepat pukul 2 siang waktu setempat. Kurang lebih satu jam setelahnya, rombongan singgah di Masjid An-Nur sebagai tempat dilaksanakannya prosesi ijab kabul bagi sang pengantin.

Prosesi Ijab Kabul Kyai Raditya-Nyai Manis

Layaknya pernikahan manusia pada umumnya, pernikahan sepasang tebu ini juga telah diatur dan disusun sedemikian rupa, lengkap dengan susunan acaranya termasuk detail prosesi ijab kabulnya. Ada pembukaan, pasrah tebu temanten, ijab kabul, doa, dan penutup.

Acara pembukaan diisi dengan bacaan basmalah. Selanjutnya, acara pasrah tebu temanten yang merupakan acara penyerahan sang pengantin kepada penghulu yang akan menikahkan kedua pengantin tebu.

Setelah perwakilan dari pihak pabrik “menyerahkan” sang mempelai, acara intinya adalah ijab kabul dengan diwakili oleh pihak panitia pelaksana. Maskawin berupa 350 ribu ton tebu dipersembahkan oleh Kyai Raditya kepada Nyai Manis dalam prosesi ini. Di pengujung ijab kabul, doa turut dipanjatkan kepada Tuhan agar selama proses produksi diberikan keselamatan dan keberkahan hasil produksi yang melimpah.

Setelahnya, rombongan kembali berjalan hingga Stasiun Gilingan Pabrik Gula Madukismo sebagai titik akhirnya. Melanjutkan prosesi penggilingan batang tebu pertama sebagai tanda dimulainya proses produksi.

Saat iring-iringan telah sampai di stasiun gilingan, kedua pengantin tebu ini akan menjadi tebu pertama yang digiling dan diproses. Hal itu merupakan salah satu tujuan dipilihnya tebu terbaik yang gemuk dan mengandung kadar air yang cukup berisi. Dengan membuka musim pengolahan dengan tebu yang terbaik, harapannya agar dapat menjadi awal yang baik pula bagi keberlangsungan proses pengolahan tebu berikutnya.

Selanjutnya, proses penggilingan tebu akan dilanjutkan di awal bulan Mei. Proses penggilingan dan penyulingan itu ditargetkan akan selesai dalam waktu 160 hari dengan kapabilitas mengolah 30 ribu ton tebu per harinya.

Dari batang tebu yang banyak itu, targetnya, akan ada 40 ribu ton gula yang dihasilkan. Hasil produksi tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gula bagi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.

Antusiasme Warga

Dengan adanya pandemi yang membatasi perkumpulan masyarakat selama kurang lebih dua tahun lamanya, kirab kali ini tentunya menciptakan semangat dan daya tarik sendiri bagi sebagian besar masyarakat yang rindu akan kehadiran acara ramai-ramai semacam ini. Tidak hanya warga lokal, kegiatan ini juga menarik perhatian wisatawan yang penasaran akan tradisi unik yang diselenggarakan oleh pabrik yang telah berdiri sejak tahun 1950-an ini.

Warga sekitar yang turut memeriahkan kirab “Tebu Manten”. (Isna/Wartafeno)

Bahkan sebelum waktu penyelenggaraan kirab, para warga sudah berderet di pinggir jalan menanti iring-iringan pengantin tebu melintasi rute. Seperti yang diharapkan, acara berjalan kondusif dan khidmat. Warga tampak antusias menyambut acara kirab pengantin tebu ini. Tak sedikit pula warga yang turut mengikuti rombongan pengiring kirab dengan sepeda motor dari titik awal hingga akhir.

Meski demikian, ada juga yang mengeluh bahwa rute yang ditempuh terkesan membingungkan karena alurnya bolak-balik. Rombongan pengiring pengantin tebu menempuh perjalanan dari arah utara ke selatan lalu kembali lagi ke utara. Baru setelahnya menuju ke timur mengarah ke Masjid An-Nur.

Akan tetapi, hal itu tak menyurutkan semangat warga untuk menyaksikan event tahunan ini. Terlebih, acara ini merupakan acara gratis yang dapat disaksikan oleh semua kalangan umur plus bertepatan dengan libur lebaran pula.

Semoga saya dapat berkesempatan untuk mengikuti kirab “Tebu Manten” itu lagi, suatu saat nanti.

Semoga.

Reporter: Isna Septi Wahyuni

Penyunting: Elshinta Adelia R.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *