Mengulik Be-Smart, Media Pembelajaran Elektronik UNY

Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) suatu hal yang tidak bisa ditolak keberadaannya. Keberadaan iptek mampu membuat kehidupan manusia menjadi lebih mudah. Seiring dengan perkembangan zaman, iptek makin menunjukkan kejayaannya. Perkembangan iptek mencakup berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah pendidikan

Sistem permbelajaran konvensional yang ada saat ini masih menggunakan media cetak seperti buku, modul, jurnal sebagai sarana pembelajaran utama. Dengan adanya perkembangan iptek terutama bidang teknologi informasi, sistem pembelajaran tersebut tak lagi menjadi suatu hal yang mutlak penggunaannya. Ada media lain yang bisa dijadikan alternatif yaitu internet. Penggunaan internet yang mudah dan murah membuatnya menjadi sarana komunikasi yang banyak dipilih masyarakat.

Di dunia pendidikan, internet dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran elektronik atau sering kita sebut dengan e-learning. E-learning merupakan sistem pembelajaran elektronik berbasis internet. Dengan e-learning pelajar dapat mengakses bahan ajar kapan dan dimana pun. Sehingga mereka tidak harus duduk di kelas dan menyimak apa yang diutarakan oleh pengajar. Penggunaan e-learning juga dapat menghemat waktu dan biaya, manfaat lain yakni bersifat interaktif dan user friendly.

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sendiri, e-learning telah diterapkan lewat be-smart. Be-smart merupakan media pembelajaran elektronik yang bersifat interaktif melalui internet ditujukan untuk mahasiswa dan dosen UNY. Be-smart dikembangkan oleh Herman Dwi Surjono, Ph. D, salah seorang dosen Pendidikan Teknik Informatika FT sekaligus kaprodi S2 Teknologi Pembelajaran Program Pasca Sarjana UNY. Beliau beserta kawan-kawan mengembangkan be-smart tahun 2006 di Pusat Komunikasi (puskom) UNY. Alasan beliau membangun be-smart adalah untuk mempermudah hubungan antara dosen dan mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar dan untuk mengikuti perkembangan teknologi pembelajaran, selain itu dikarenakan UNY memiliki kapasitasbandwidth yang besar maka beliau memanfaatkannya dengan membangun be-smart. Be-smart juga pernah menjuarai lomba e-learning terbaik tingkat nasional dua kali berturut-turut tahun 2009, 2010.

Be-smart dibuat menggunakan Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment (MOODLE), sebuah paket software terkenal di dunia yang digunakan untuk pengembangan media pembelajaran elektronik internet. Moodle menggunakan prinsip social constructionist pedagogy yaitu sebuah cara terbaik untuk belajar menurut sudut pandang si pelajar itu sendiri. Moodle dikembangkan berdasarkan Learning Management System (LMS), sebuah sistem mengelola database pendidikan secara online. Moodle memilik tampilan seperti halaman web pada umumnya. Moodle merupakan perangkat lunak bersifat open source, sehingga pengembang tidak perlu mengeluarkan dana dalam pemanfaatan dan pengembangan software tersebut. Selain itu moodle berjalan tanpa harus dimodifikasi di sistem operasi seperti windows, machintos, linux, yang mendukung database dan PHP termasuk penyedia hosting web. Salah satu fitur utama moodle yaitu menyajikan kursus dimana dosen dapat mengunggah materi, soal, tugas, kuis dan lain-lain sedangkan mahasiswa dapat mengaksesnya dengan cara login ke moodle dan memilih kursus yang akan diikutinya. Namun sebelumnya baik dosen ataupun mahasiswa harus memiliki sebuah akun.

Beberapa fitur-fitur moodle lain yang telah diterapkan di be-smart adalah course catagories (kategori materi berdasarkan fakultas, jurusan, dan prodi), online users (tampilan user yang sedang aktif),calendar (menampilkan kalender acara), pengingat waktu, UNY site (link-link yang berhubungan dengan UNY), web link, jurnal berlangganan, berita dan lain sebagainya. Tampilan be-smart yang tertata secara sistematis dan interaktif ini sangat mudah digunakan. Untuk materinya pun bisa diunduh, sehingga semua bisa mempelajari materi tersebut dalam keadaan offline.

Menurut Herman Dwi Surjono, Ph. D, kedepannya be-smart akan ditambahkan dengan fitur-fitur terbaru seperti video conference. Dengan fitur ini dosen dan mahasiswa dapat melakukan pembelajaran dengan bertatap muka walau pun berbeda tempat. Selain itu be-smart akan terus dikembangkan sesuai perkembangan teknologi saat ini. Dampak positif dari be-smart juga dirasakan oleh mahasiswa salah satunya Nurul Febriani, mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Informatika. “Be-smart itu sangat membantu pembelajaran dan juga hemat karena dengan be-smart kita bisa mengakses materi dari dosen secara gratis jadi gak usah beli buku”, ungkapnya.

Selain memiliki kelebihan, be-smart juga memiliki kekurangan. Sebagai contoh, peran dosen sebagai pengajar mulai berkurang karena tergantikan oleh kecanggihan teknologi sehingga interaksi antara dosen dan mahasiswa cenderung menurun. Contoh lain adalah bagi mahasiswa yang kurang ahli dalam bidang teknologi, mungkin akan merasa bingung dalam penggunaan be-smart sehingga terkadang ketinggalan informasi lewat be-smart. Untuk mengatasi dampak negatif tersebut, harus lebih bijaksana dalam menggunakan teknologi. Terlebih dalam masalah interaksi dengan dosen. Sebagai mahasiswa yang baik kita harus aktif mencari informasi-informasi yang dipublikasikan di website universitas terutama be-smart agar tidak ketinggalan informasi.

Oleh Ayu Prameswara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *