Rabu (8/3), lebih dari 22 gerakan aktivis melakukan aksi memperingati Hari Perempuan Internasional. Acara bertajuk Art Tribute ini menampilkan orasi, flash mob, dan beberapa acara kesenian lain yang bertema perempuan. Aksi dimulai jam 11.00 WIB di Terminal Pariwisata Yogyakarta, dilanjutkan dengan aksi longmarch menuju Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Tempat–tempat strategis sepanjang Jalan Malioboro menjadi target orasi aktivis seperti Gedung DPRD Provinsi Yogyakarta, Kantor Gubernur Yogyakarta dan Pasar Beringharjo.
Salah satu gerakan aktivis, Komite Perjuangan Perempuan (KPP) Yogyakarta, menuntut 32 poin tuntutan yang isinya meliputi reformasi agraria, kesejahteraan, perdamaian dan demokrasi bagi kaum perempuan. “Seksisme dan Kapitalisme merupakan hal yang saling berkaitan, dimana kapitalisme hancur maka seksisme juga hancur,” ujar Tia Setiani selaku relawan KPP. Sedangkan dalam beberapa orasi relawan dan aktivis mengatakan bahwa anak-anak dan perempuan masih menjadi objek eksploitasi kaum laki-laki.
Relawan aktivis berharap perempuan mendapatkan perlindungan dan hak yang sama dengan laki-laki. Tak hanya itu, relawan juga mengimbau kepada masyarakat untuk melawan seksisme. Aksi Art Tribute dari awal hingga akhir berjalan dengan tertib, aman, dan terkendali. [Malik]