Besmart di Mata Civitas Academica

Sumber gambar: Besmart

Metode pembelajaran daring (e-learning) saat ini menjadi salah satu pilihan dalam dunia pendidikan sebagai pendukung sarana belajar-mengajar, terlebih pada masa pandemi seperti sekarang. Besmart UNY, salah satunya.

Situs e-learning yang disediakan oleh Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sejak tahun 2006 ini memiliki fitur yang terbilang cukup lengkap. Salah satunya, fitur yang memberi akses kepada dosen agar dapat mengunggah berbagai macam materi serta tugas yang berbentuk video maupun fail dalam beragam format. Baik berbentuk pdf, word, ppt, atau model materi kuis.

Selain itu, Besmart juga memiliki fitur yang memungkinkan mahasiswa dapat mengumpulkan tugas yang diberikan oleh dosen dan melihat sejauh mana persentase progres mahasiswa mengakses bahan pembelajaran.

Sulthon Abdul Aziz, dosen yang mengampu mata kuliah Pendidikan Agama Islam, mengatakan bahwa Besmart itu sudah terprogram seluruhnya sehingga akses materi dan kuis dapat digunakan secara berkala. Dosen dapat mengecek capaian mahasiswa dan mengunduh nilai yang kemudian akan masuk ke akun masing-masing mahasiswa. Jika diukur lewat angka, Sulthon memberikan skor penilaian 4,5 dari skala 0-5 segi kemudahan penggunaannya.

Meski begitu, tidak semua dosen dapat memanfaatkan fitur yang ada dengan baik. Penyebabnya, beberapa pengaturan yang terdapat dalam Besmart kurang familier bagi yang belum terbiasa menggunakannya. Akibatnya, sejumlah dosen lebih memilih untuk menggunakan platform lain sebagai media pembelajaran.

Nada Azharani Aziza, mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi menilai bahwa tampilan Besmart saat ini belum rapi dan perlu perbaikan pada tampilan course-nya yang masih berantakan. Akan tetapi, ia tetap memilih Besmart sebagai media pembelajaran karena dari segi kemudahan akses menurutnya sudah cukup baik dan efektif.

Sementara itu, Aulia Putri Prabandani, mahasiswa dari program studi Manajemen Pemasaran berpendapat lain. Ia menyebutkan bahwa tampilan Besmart saat ini sangat simpel dan mudah diakses, tetapi jika harus memilih, ia lebih memilih menggunakan platform lain yaitu Google Classroom karena akses masuk aplikasi yang tak kalah mudah dan jika ada tugas yang belum dikerjakan kita dapat mengetahuinya, jadi lebih efisien.

Salah seorang narasumber lain menyayangkan akses situs Besmart yang kerap eror. Terlebih jika sedang banyak pengguna yang mengakses dalam waktu yang sama. Padahal, menurutnya, tampilan Besmart sudah cukup bagus dan mudah dipahami daripada tampilan sebelumnya.

Sepanjang rentang waktu dua semester menjalani perkuliahan, narasumber yang enggan disebutkan namanya itu mengkonfirmasi bahwa ada banyak dosen yang menggunakan Besmart untuk membagikan materi pembelajaran.

Setelah melakukan survei terhadap sejumlah mahasiswa, ternyata kurang dari 50% dosen dari seluruh dosen-dosen di kelas masing-masing yang menggunakan Besmart sebagai platform e-learning.

Reporter: Anisa, Elshinta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *