Program Kreativitas Mahasiswa, Untuk Apa dan Untuk Siapa?

        Fenomena (29/5) lalu, mengadakan diskusi  dengan tema polemik syarat beasiswa dengan mengundang ormawa FT UNY untuk berdiskusi di Aula, gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) FT, guna menindaklanjuti headline koran tekhnopost edisi 64 bertajuk “Tak Urus Serius Syarat Beasiswa”. Diskusi ini bertujuan untuk memetakan permasalahan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), sekaligus berusaha mencari solusinya.

         Pembuatan PKM untuk syarat beasiswa terkesan memang untuk formalitas dan tidak serius. Mahasiswa yang sangat ingin mendapatkan beasiswa nampak malas membuat proposal PKM karena menggunakan cara instan seperti misal meminjam proposal sebelumnya, padahal sudah pernah lolos. Pihak kampus sebenarnya berusaha memfasilitasi tapi belum dimanfaatkan maksimal.

         Kemudian pihak birokrasi selama ini belum memberi tahu syarat PKM yang baik yang seperti apa, apakah format penulisan, gagasan, dan inovasi belum terukur. Seperti di teknik sendiri belum punya sistem bimbingan yang cocok bagi mahasiswa. Penggunaan PKM sebagai syarat beasiswa terkesan hanya memanfaatkan momen pengajuan beasiswa. Dimana, UNY hanya mengutamakan kuantitas tanpa memperhatikan follow up kedepannya. Hal ini pun mendatangkan anggapan kalau peryaratan PKM cuma sebagai gengsi dari fakultas.

        Birokrasi mengarahkan mahasiswa untuk melihat judul-judul PKM yang sebelumnya, dimana hal tersebut dianggap bisa menghambat kreativitas mahasiswa, lalu tidak ada bimbingan dosen karena deadline yang mepet, seharusnya ini bisa disiasati dengan menyediakan pembimbing, menyediakan database untuk meminimalisir copy-paste, sistem penyaringan penerima beasiswa pun harus dilakukan secara ketat.

        Manfaat PKM di UNY salah satu tujuannya untuk pengabdian ke masyarakat dan kebanggaan pencitraan kampus. Triknya mungkin fokus ke kuantitas terlebih dahulu, karena ada anggapan kalau mahasiwa akan terbiasa bila dipaksa. Atau permasalahan hadir sebenarnya karena kesadaran diri mahasiwa, sehingga perlu kiranya meningkatkan budaya menulis mahasiswa.

        Jadi mekanisme atau proses sebelum pembuatan PKM harus diperbaiki, selama ini di teknik sendiri kurang memperhatikan proses pembuatan PKM dan kurang memanfaatkan dosen serta mahasiswa yang berpengalaman. Perlu kiranya untuk mata kuliah metode penelitian disampaikan di semester awal, lalu membentuk komunitas atau studyclub yang bisa dijadikan wadah guna menindaklanjuti PKM. Perlu diketahui di teknik sudah ada UKM penelitian dan rekayasa (UKMF Matriks-red), sehingga tinggal dimaksimalkan.

        Niat dan mainset membuat PKM juga perlu dirubah, tidak cuma formalitas atau sekedar memperoleh uang hibah penelitian. Mengingat masalah muncul, lagi-lagi karena ujung-ujungnya duit, bukan untuk pengabdian apalagi menjadi seorang inventor.

Penulis : Nurus Sarofa
Editor  : Farchan Riyadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *