Oleh: Siti Julaeha
Pernahkah Anda mendengar bahwa ciri suatu bangsa bisa dilihat dari perilaku mahasiswanya? Pernahkah Anda mendengar bahwa mahasiswa dianggap sebagai makhluk yang paling kritis? Pernahkah Anda mendengar sebuah siklus dimana berujung pemerintahan menjadi entitas yang segan dan bisa runtuh karena mahasiswa? Mahasiswa dianggap sebagai golongan terpelajar yang juga memiliki fase paling optimal. Mengapa demikian?
Mahasiswa, meskipun tak pernah ambil andil secara langsung dalam pemerintahan, tapi mahasiswa merupakan salah satu faktor yang berpengaruh. Coba lihat saja pada masa orde baru, tidak mungkin Indonesia reformasi tanpa adanya mahasiswa. Sekelompok orang yang pada saat itu berjuang gigih untuk menjadikan Indonesia bangsa yang lebih baik, yang melakukan perubahan terhadap sistem pemerintahan dan menuntut adanya reformasi, mereka adalah mahasiswa. Jika saat itu mahasiswa tidak mengambil perannya sebagai generasi bangsa yang cerdas dan kritis, Bangsa Indonesia mungkin belum bangkit dari belenggu orde baru.
Pada hakikatnya, mahasiswa adalah konsumen pendidikan. Mahasiswa merupakan entitas yang bisa menikmati pendidikan di perguruan tinggi. Oleh karena itu mahasiswa seharusnya tidak egois, melakukan demonstrasi atas kebijakan pendidikan di kampus saja. Jika mahasiswa dapat menjaga komunikasi antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah, maka kemungkinan kebuntuan terhadap pemecahan suatu masalah dapat dihindari.
Sebagai generasi intelektual, mahasiswa hanya bisa dihargai keberadaannya dengan kualitas intelektual pula. Jika mahasiswa sudah tidak lagi bisa mengandalkan kecerdasan intelektualnya, maka kemampuan lain apa yang bisa dipertaruhkan oleh mahasiswa untuk bangsa ini?
Mahasiswa yang memahami peran juga fungsinya bagi bangsa, akan dengan mudah mengembangkan potensi dirinya. Mahasiswa juga diharapkan mampu melakukan kontrol kebijakan pemerintah, khususnya kebijakan mengenai arah dan karakter pendidikan bangsa. Hal yang paling sederhana yang dapat dilakukan mahasiswa dalam meperbaiki sistem pendidikan di Indonesia adalah dengan berprestasi. Karena dengan demikian, kecerdasan intelektual dan sebutan sebagai generasi intelek bangsa pun tidak akan menjadi sebutan yang sia-sia. Dengan berprestasi pula, akan lahir banyak ahli di banyak bidang. Ahli-ahli tersebut sekaligus sebagai solusi terhadap permasalahan pendidikan di Indonesia.
Indonesia tidak butuh wacana untuk berubah. Namun Indonesia butuh perubahan. Indonesia butuh entitas yang mampu merubah keterpurukan menjadi kemakmuran, dan mahasiswa di tuntut agar mampu menjadi subyek perubah itu. Menjadi generasi yang sadar dan mampu menggunakan keintelektualannya untuk sesuatu yang bermanfaat. Untuk mengubah Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik dan bermartabat.