Mengenal Sejarah Parma UNY

Oleh Nanang Yuniantoro

        Partai mahasiswa (parma) merupakan perkumpulan orang-orang yang se-ideologi untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan parma selain memberikan dukungan untuk lembaga eksekutif dan legislatif, juga mempunyai fungsi untuk melakukan pendidikan politik kampus kepada anggota serta mahasiswa secara umum dan juga melakukan kaderisasi anggota agar keberlangsungan partai dapat terjamin.

        Dalam permilwa, partai mahasiswa merupakan wadah politik yang digunakan untuk menempatkan kader-kader parma dalam menduduki kursi lembaga eksekutif yang diwakilkan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan kursi legislatif yang diwakilkan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) baik tingkat fakultas maupun universitas.

        Seperti yang dilansir di laman www.ekspresionline.com. Organisasi mahasiswa (ormawa) UNY mulai menggunakan bentuk republik mahasiswa (rema) pada tahun 2002, setahun kemudian mulai digagas pembentukan sistem partai dalam pemilihan mahasiswa (pemilwa) namun belum diterapkan. Mulai tahun 2004, sistem uji coba partai dimulai, terdapat 5 partai yang mendaftar saat itu yakni Partai Tugu (PT), Partai Pelepas Rindu (PTR), Partai Pembebasan Mahasiswa (PPM), Partai Mahasiswa Sejahtera (PMS), dan Partai Tempik Sorak (PTS). Pada saat itu partai tugu yang memenangkan pemilihan dengan 1713 suara.

        Tahun 2005, terdapat 6 partai yang terdaftar yakni Partai Pelepas Rindu, Partai Gaul, Partai Melati Matahari, Partai Tugu, dan Partai Bintang Perdamaian. Partai Tugu kembali memenangkan pemilwa dengan 1568 suara. Tahun 2006, Partai Tugu kembali menjadi partai dengan perolehan suara terbanyak yakni 1465 suara, mengalahkan Partai Bintang Perdamaian, Partai Gaul, dan Partai Mahasiswa Sejahtera.

        Data dari blog Datu Jatmiko dan Shinta Andriyani, pada tahun 2009, terdapat 4 partai yang mendaftar diri, namun hanya 2 partai yang tersisa yakni Partai Tugu dan Partai Bintang Perdamaian, 2 partai lainnya yakni Partai Gaul dan Partai Mahasiswa Sejahtera, partai ini mengundurkan diri karena merasa ketidakprofesionalan dari KPU. Pada tahun ini juga dirasa BEM terintevensi oleh organisasi gerakan KAMMI, BEM juga mendukung salah satu calon secara terang-terangan yang jelas-jelas itu melanggar peraturan. Konflik tahun 2011 mengenai tidak rampungnya perselisihan terkait surat suara diantara 2 calon pasangan presiden BEM Rema UNY ditataran mahasiswa, mengakibatkan pihak rektorat akhirnya membekukan BEM Rema UNY.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *