Mukernas PPMI Ke-XI Bali Bertajuk Pers Mahasiswa Sebagai Alat Perjuangan

Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) kembali mengadakan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) yang ke XI di Pulau Dewata, tepatnya di Aula Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar dengan tema “Pers Mahasiswa Sebagai Alat Perjuangan”. Sebagai tuan rumah, PPMI Dewan Kota Bali sudah mempersiapkan acara ini sejak satu bulan yang lalu. Ketua panitia dalam sambutannya menilai waktu tersebut sangat singkat, sehingga membuat persiapannya masih belum maksimal. Meski demikian acara tetap berjalan lancar tanpa ada kendala berarti.

Lagu Indonesia Raya dan Ibu Kita Kartini mengawali agenda hari pertama, membakar semangat peserta Mukernas yang berasal dari berbagai daerah. Acara yang dibuka oleh I Ketut Wisarja, Wakil Rektor III IHDN Denpasar ini dimeriahkan oleh penampilan dari Tari Sekar Jagad dan Gamelan Bali. Dalam sambutannya, I Ketut Wisarja berharap persma dapat turut berpartisipasi dalam memberantas berita hoax yang saat ini jamak jadi bahasan.

Kegiatan dilanjutkan dengan talkshow bertema ‘Frekuensi Publik Masihkah Untuk Publik?’ yang menghadirkan Henri Subiakto dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), Imam Wahyudi dari Dewan Pers, serta Roberto Hutabarat selaku pegiat pers sebagai pembicara. Peserta mengikuti serangkaian acara dengan antusias, tercermin dari banyaknya pertanyaan dari peserta pada pembicara. Sayangnya waktu yang disediakan sangat terbatas, hal ini mengakibatkan banyak pertanyaan yang tidak dapat diutarakan. Kekecewaan peserta semakin bertambah ketika Henri Subiakto meninggalkan acara terlebih dahulu dengan alasan ada acara lain. Hal ini membuat beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada Henri tidak dapat disampaikan.

Esok harinya, Sabtu (22/4) acara dilanjutkan dengan agenda inti, yaitu Sidang Mukernas. Musyawarah dibagi menjadi lima komisi khusus untuk membahas tentang biro umum, media, jaringan kerja, advokasi, serta penelitian dan pengembangan (litbang). Hal ini bertujuan agar program kerja pengurus benar-benar dapat disosialisasikan dengan baik serta mendapat masukan dari peserta Mukernas. Usiai sidang komisi, peserta kembali berkumpul di Aula IHDN untuk mendengarkan pemaparan hasil sidang masing-masing komisi.

Malam harinya, sebagai penutup acara diselenggarakan focus group discussion (FGD), menghadirkan Sukardi Rinakit, staf khusus komunikasi presiden. Peserta cukup kritis dalam diskusi ini, banyak pertanyaan-pertanyaan yang menekan pemerintah. Namun Sukardi enggan menjawab dengan alasan bukan kewenangannya. Menurut Sukardi, kewenangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dimiliki oleh Johan Budi, juru bicara kepresidenan. Usai FGD, Mukernas ditutup dengan pentas seni yang selesai sekitar pukul 23.00 WITA. Pentas seni yang disuguhkan berupa tari joget khas Bali, musik, puisi, sampai orasi dari para peserta. [Fadil Akbar]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *