Don Quixote si “Pahlawan”

Identitas Buku

  • Judul Buku          : Petualangan Don Quixote
  • Penulis                 : Miguel De Cervantes
  • Penerbit              : Immortal Publishing
  • Tahun Terbit      : 2017
  • Tebal Halaman  : 124 halaman
  • ISBN                      : 978-602-6657-62-6
  • Cetakan I, Agustus 2017
  • Cetakan II, November 2019

Sinopsis Buku

Cerita ini mengambil latar waktu abad Tujuh Belas di Spanyol. Alonso Quinjano, seorang petani tua dan ialah tokoh utama dalam cerita ini. Ia memiliki kegemaran membaca buku terlebih lagi buku tentang kepahlawanan. Obsesinya dengan tokoh-tokoh pahlawan yang ada dibuku membuat anggapan bahwa dirinya pahlawan yang dinanti-nantikan oleh dunia.

Alonso kemudian memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan bertani dan kabur dari rumah demi mengejar obsesinya menjadi pahlawan. Ia juga mengubah namanya menjadi Don Quixote de La Mancha yang apabila diterjemahkan ialah Don Quixote dari De la mancha, tempat dia berasal.

Don Quixote memulai perjalanannya sebagai seorang pahlawan sembari berkhayal tentang petualangan hebat yang selalu dimenangkannya sesuai dengan kisah-kisah yang telah dia baca meski hal itu belum terjadi. Ia juga memikirkan Dulcinea, seorang figur ratu yang dia anggap sebagai kekasihnya walau nyatanya hal itu hanya imajinasinya juga.

Dalam perjalananya ia tidak melakukannya sendirian, ia memiliki seorang partner. Partner petualangannya bernama Sancho Panza  seorang pria miskin yang berasal dari tempat yang sama dengan Don Quixote. Sancho mau mengikuti Don Quixote akibat janji yang diberikan kepadanya. Janjinya ialah sebuah pulau untuknya setelah petualangannya usai. Partner lain yang turut serta dalam petualangan Don Quixote ialah seekor kuda tua milik Don Quixote yang bernama Rosinante dan seekor keledai milik Sancho.

Cerita petualangan pada kisah Don Quixote ini penuh dengan kejadian heroik yang konyol. Contohnya ketika Don Quixote dan Sancho berada di bukit kincir. Don Quixote berimajinasi bahwa kincir angin itu adalah raksasa jahat yang akan mencelakai orang-orang yang melewati bukit itu. Kemudian Don Quixote berpikir raksasa itu harus dikalahkan dan ia mengagggap dirinya ialah figur pahlawan yang ditakdirkan mengalahkan mereka. Sedang Sancho yang sama bodohnya dengan Don Quixote berpikiran lain. Ia sadar bahwa yang akan diserang tuannya ialah kincir angin besar, bukan raksasa. Iapun berteriak dari kejauhan untuk memperingatkan Don Quixote yang sudah memacu kudanya untuk menyerang kincir angin tersebut. Namun Don Quixote tetap ngeyel dan berambisi menyerang kincir angin tersebut,  alhasil malah dia pun tersambar kincir tersebut dan terlempar jatuh. Iapun mendapatkan luka memar disekujur tubuhnya.

Kelompok Don Quixote tetap melanjutkan perjalanan, tentu dengan macam kisah petualangan gila dan konyolnya. Sampai pada akhirnya mereka beristirahat di sebuah hutan. Don Quixote beristirahat sedang Sancho berkeliling untuk mencari kayu bakar. Sancho kemudian  bertemu dengan pendeta dan orang barbar. Mereka berdua berasal dari tempat yang sama dengan Sancho dan sedang mencari keberadaan Don Quixote. Mereka berdua diutus Don Antonio, seorang petani kaya yang khawatir atas Don Quixote. Mereka menanyai Sancho dan merekapun mengobrol.

Disini Sancho mulai tersadar bahwa tuannya ini bukanlah kesatria sungguhan tetapi hanya orang tua biasa yang berkhayal tentang obsesinya. Sancho yang tersadar mulai sedih karena dia tidak akan pernah mendapat pulau yang dijanjikan tuannya itu.

Pendeta dan orang barbarpun menyusun skenario untuk memulangkan Don Quixote kembali ke desanya. Mereka tanpa sepengetahuan Don Antonio meminta bantuan Samson Carrasco, seorang pelajar yang baru saja menyelesaikan studinya dari daerah Salamanca. Samson Carrasco kemudian mengusulkan ide agar dirinya diijinkan untuk bertarung dan mengalahkan Don Quixote, sehingga seperti adat kesatria jaman itu, maka yang kalah akan menuruti kemauan si pemenangnya. Dirinya mengajukan untuk menyamar sebagai Satria Bulan.

 Dalam sebuah perjalanan, Don Quixote bertemu dengan si kesatria bulan itu. Kesatria itu mengajak Don Quixote itu berduel dengan sebuah taruhan. Taruhannya apabila Don Quixote kalah ia harus kembali ketempat asalnya. Pertarunganpun berlangsung seru namun Don Quixote kalah. Don Quixote dibawa menemui Don Antonio kerumahnya. Don Antonio terkejut dan senang melihat kembalinya Don Quixote kembali . Namun Don Antonio penasaran dengan siapa orang yang telah mengalahkan Don Quixote. Tak butuh waktu lama Don Antonio pun menemukannya dan ternyata orang itu adalah Samson Carasco

Don Quixote pun pada akhirnya menyadari kebodohannya dan kembali menjadi Alonso Quinjano, ia kembali ke rumah dalam keadaan sekarat akibat luka-luka yang dideritanya kambuh, setelah menulis wasiat ia masih dapat bertahan tiga hari. Pada hari ketiga ia pun meninggal dengan keadaan tenang. Ia telah menyadari kebodohannya sebelum akhir hayatnya.

Keunggulan & Kekurangan Buku

Novel ini dinilai sastrawan merupakan novel modern pertama dan pada buku ini ialah ringkasan dari cerita yang asli. Melihat Keruntutan cerita yang jelas dari awal hingga akhir ditambah dengan kata-kata yang tidak memusingkan pembaca ialah nilai lebih pada buku ini yang notabene ialah karya terjemahan. Bagi para pemula penggemar sastra, terlebih sastra eropa,  buku ini sangat cocok sebagai awalan. Ceritanya yang jenaka membuat pembaca akan membayangkannya dan tertawa. Namun pembaca akan sangat sedikit kesulitan apabila menumukan istilah asing dalam buku ini karena tidak diberinya catatan kaki sebagai translator.

Terdapat pesan moral yang ditujukan kepada pembaca ialah jangan berekspetasi terlalu tinggi karena kadang apa yang kita terima di kehidupan nyata tidak selalu sama dengan apa yang kita imajinasikan. Jangan seperti Don Quixote yang termakan obsesi nyata tanpa melihat realita yang ada.

Penulis : Vira
Editor : Airlangga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *