DOLALE, Dolar Kepala Lele

Rudi Hariyanto bersama dosen pembimbingnya, Fitri Rahmawati

 

Kreativitas dan pemikiran yang sangat menakjubkan bila dikembangkan dengan baik. Inspirasi dari sebuah ide yang kreatif juga bermacam-macam, bisa dari alam, dan lingkungan. Bahkan dari hal sepele atau dari benda sederhana sekalipun ide-ide kreatif akan bermunculan. Dari pemikiran inilah sebuah ide kreatif berhasil direalisasikan oleh seorang mahasiswa pendidikan teknik boga UNY, Rudi Hariyanto. Sebuah penemuan terbaru yang mungkin tidak pernah diduga sebelumnya.

Semua berawal dari rasa tertariknya melihat situasi kampus UNY yang banyak dikelilingi oleh pedagang penyetan. Disanalah inspirasi bermula, tersadar bahwa ada satu makanan yang banyak diminati tetapi terdapat bagian dari makanan tersebut yang kebanyakan orang tak tertarik untuk memakannya. Ikan lele, banyak orang yang menggemarinya tapi untuk bagian kepalanya mereka jarang sekali tertarik untuk menikmatinya. Saat itulah ide menakjubkan ini tercipta, yaitu inovasi seperti apakah yang bisa membuat kepala lele tersebut menjadi makanan yang diminati bahkan digemari oleh banyak orang.

Dibantu seorang dosen sebagai pembimbing, kreativitas dari kepala lele ini berhasil direalisasikan menjadi sebuah makanan ringan berbentuk keripik yang diberi nama Dolar Kepala Lele (DOLALE). Inovasi ini berhasil lolos dalam lomba inovasi pengembangan produk hasil perikanan yang diadakan Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia dan mampu bersaing dengan lebih dari seratus peserta serta menyabet juara pertama.

Pada perlombaan tersebut, Dolale benar-benar disajikan dengan kemasan yang menarik dan siap dipasarkan. “Pada saat lomba, Dolale ini hanya dikemas dalam rasa original saja. Tetapi bila teman-teman ingin membuatnya sendiri boleh saja memberikan berbagai macam rasa tergantung dari selera masing-masing,” ujar Rudi Hariyanto.

dolale

Bahan Dolale mudah didapat, yaitu tepung kepala lele, tepung casava, gula halus, garam, telur, santan, dan chop parsley. Cara membuatnya, semua bahan kering dicampur dalam satu wadah, kemudian telur dimasukkan. Lalu, telur diaduk searah sambil dituangi santan sedikit demi sedikit sampai adonan menjadi cair, terakhir chop parsley dimasukkan dan aduk kembali. Setelah itu, adonan diisikan ke dalam cetakan dan siap untuk dipanggang sekitar 5 menit. Cetakannya menggunakan cetakan semprong yang sudah bermotif. Kelebihan dari Dolale adalah produknya yang non gluten, karena tidak memakai tepung terigu dan disubstitusi dengan tepung kepala lele yang dilihat dari nilai gizinya lebih bagus karena menggunakan tepung berprotein asli.

Suksesnya keikutsertaan Dolale dalam mengikuti perlombaan, ternyata Dolale memiliki satu kekurangan untuk produksi dalam jumlah besar. “Dolale adalah produk baru, jadi harus dipikirkan lagi cara yang efektif dan efisien bila ingin memproduksinya dalam jumlah yang banyak, karena itulah Dolale ini belum diperkenalkan secara luas kepada mesyarakat,” tambahnya.

Oleh Desy Santi Pratiwi, Liana Duwi Prahasruri

Dolale

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *