Berawal dari Lomba Karya Tulis Ilmiah yang diadakan oleh Universitas Brawijaya 2014 lalu, Adi Tarnadi dan tim berhasil mengembangkan sebuah alat pengoptimalan pemeliharaan Ikan bernama ARAME. ARAME yang dulu diberi nama “PD-an Gue” juga sempat memenangkan Teknopreneur yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik UNY.
Permasalahan yang dilihat oleh Adi dan tim yaitu jarangnya masyarakat membudidayakan ikan gurame karena perawatannya yang terbilang sulit, misal ada satu ikan yang mati maka ikan lainnyapun akan menyusul . Inilah yang membuat peternak gurame sedikit kewalahan. Arame sebagai alat pencegahan ini kematian ikan gurame mempunyai teknologi yang pengaplikasiannya berupa sistem sirkulasi air kolam. Cara kerjanya mengendal ikan air dan membaca, memonitoring kondisi air secara realtime, yaitu saat air dirasa tidak baik untuk gurame atau ikan lainya, secara otomatis alat akan menstabilkan, membuat air menjadi nyaman lagi. Alat ini menggunakan sistem controller sebagai otak pembuataan produk.
“Target kami untuk masyarakat, kemarin sudah kami aplikasikan ke masyarakat dan alhamdulillah sangat berpengaruh , dengan membandingkan 2 kolam masing-masing diisi sekitar 5000 ikan. Hasilnya 1 kolam yang tidak dipasang arame nyaris mati semua,” jelas Adi. Adi menambahkan, dulu sebelum dipasang ARAME ikan banyak yang mati. Keunggulan alat ini yaitu air dikondisikan untuk nyaman dengan ikan, serta pengaturan suhu dan PH diprogam sesuai kriteria Badan Standar Nasional (BSN). Ketika hujan ataupun panas, ikan akan baik-baik saja. Jika suhu dan PH kolam budidaya tidak sesuai dengan kriteria nilai BSN maka secara otomatis akan terjadi sirkulasi air yang berfungsi untuk merekondisi keadaan air kolam agar sesuai kriteria yang ditentukan. “Kesannya greget dan menantang. Paling tidak alat yang kami buat sudah tersalurkan dimasyarakat, dan bukan tersalurkan lagi tapi dikeluarkan untuk masyarakat. Rencana selanjutnya Arame ingin dikembangkan lagi menjadi minimalis, paling tidak seukuran ponsel,” tutup Adi.