FT UNY kembali melakukan pemilihan dekan. Namun yang disayangkan, pemilihan tersebut tidak melibatkan mahasiswa, hal itu ditandai dengan kurangnya sosialisasi pemilihan dekan FT kepada masyarakat kampus khususnya mahasiswa. Seperti yang dituturkan Zaky Mubarrok Izzudin selaku ketua BEM FT UNY, bahwa pemberitahuan pemilihan dekan mendadak. “Memang dalam proses sosialisasi terkesan mendadak, secara formal tidak ada surat dari senat karena panitia pemilihan dari senat, mungkin senat tidak paham jika harus melibatkan mahasiswa dalam sosialisasi,” ujarnya.
Pemilihan Dekan sendiri terlaksana Kamis (20/8) pukul 10.00 WIB bertempat di gedung KPLT FT UNY (dekanat). Hasil perolehan suara pemilihan dekan menetapkan jika Mochamad Bruri Triyono untuk kembali menjabat sebagai dekan periode 2015-2019.
“Pemilihan dekan seperti disembunyi-sembunyikan, tidak ada kabar, langsung udah kepilih, hak mahasiswa untuk memilih tidak ada, seakan yang dipimpin bukan mahasiswa. Harusnya kalau yang dipimpin mahasiswa, mahasiswa juga ikut andil,” ujar Ahmad Nur Arifin selaku Ketua Hima Mesin.
Aturan pemilihan dekan berasal statuta (anggaran dasar) UNY bahwa 35 persen suara dari rektor dan 65 persen dari senat. Sebelum pemilihan telah diadakan penyampaian visi misi oleh tiga calon dekan yaitu Mochamad Bruri Triyono, Kokom Komariah, dan Herman Dwi Sujono. “Namun kembali disayangkan sosialisasi tersebut hanya sebatas formalitas karna tidak ada sesi tanya jawab tentang visi misi,” ujar ketua BEM FT UNY 2015. Meskipun peraturan tidak ada tanya jawab juga telah diatur dalam STATUTA UNY.
Hal senada diungkapkan Rahmad Maulana, selaku ketua DPM FT yang menuturkan banyak dapat laporan dari mahasiswa, tidak mengetahui pemilihan dekan. “Ada banyak yang tanya pemilihan dekan FT kapan, terus mahasiswa seperti tidak dilibatkan. Ada juga yang udah tahu tapi ketika melihat hasil keputusannya ternyata persentase hak suara yang segitu,” ujarnya. Rahmad Maulana juga menambahkan pada momen pemilihan dekan ini nasib ormawa dan seluruh mahasiswa dipertanyakan, tidak berjalan secara transparan, terkesan mendadak dan berbau lobi politik yang kental.
Raihan Mahavira, selaku ketua KPLH Carabiner juga merasakan kekecewaan terhadap sistem di dalam birokrasi FT, “percuma pemilihan dekan, kalau mahasiswanya tidak dilibatkan,” ujarnya.
Wahyu Putra sebagai ketua UKMF Matriks juga menyayangkan alur pemilihan tidak trasparan. “Alurnya mungkin bisa dijabarkan oleh pihak dengan mengacu pada aturan yang berlaku, biar jelas proses pemilihan dekan dan seisinya,” ujarnya. Ia juga manambahkan perlu publikasi akan program kerja yang diusung dan dampak yang akan dirasakan oleh mahasiswa.
Meski telah dilaksanakan sosisalisasi pemilihan dekan, ketua ormawa FT yang hadir masih mempertanyakan mekanisme pemilihan. “Saya masih banyak pertanyaan sebenarnya ketika mengikuti penyampaian visi misi tadi jika sekelas presiden saja audiensi bisa dan memiliki hak bertanya atau setidaknya ada panelis tapi kali ini tidak ada. Padahal banyak harapan dan janji-janji yang disampaikan oleh setiap calon dan calon yang telah terpilih. Mengapa demikian, dimana demokrasi itu ada dan diletakkan,” ujar Rahmad Maulana.
Pihak BEM FT pun merasakan kecolongan dan belum sempat menindak lanjuti isu yang sedang bergulir. “Karna sedang fokus dengan ospek dan pemberitahuan yang mendadak sehingga kami belum sempat untuk melakukan diskusi dengan departemen karispol. Namun saat momen pemilihan wakil dekan pada bulan Oktober-November harapannya kami dapat ikut berperan,” ujar Zaky Mubarrok Izzudin.
Harapan baru disampaikan beberapa ketua Ormawa FT kepada dekan terpilih, “Semoga tetap amanah dalam menjalankan fungsi dan tugasnya pada periode kedua kalinya, semoga tidak menurunkan kinerjanya,” ungkap Zaky. Hal yang sama juga disampaikan Ahmad Nur Arifin, Ia berharap dekan yang baru dapat melihat kurang lebihnya mahasiswa. Disini dapat dilihat bahwa mahasiswa ingin memiliki andil dan turut berperan, langkah pertama jelas, konsolidasi antar komponen mahasiswa untuk merubah statuta UNY, khususnya perihal pemilihan pejabat struktural kampus.
Penulis : Novia Intan
Editor : Farchan Riyadi
2 Responses
namanya salah min, yang bener ini Prof. Herman Dwi Sujono, M.Sc., M.T., Ph.D. Tolong dikoreksi.
Trus mau nanya min, emang kenapa mahasiswa harus ikut andil dalam pemilihan dekan ??
Saudara Andi, kami mohon maaf atas kesalahan penulisan dan telah kami koreksi. Menjawab pertanyaan Anda, ya minimal mahasiswa ikut andil dalam civitas akademik yang juga sedikit banyak turut mengajukan dan mengembangkan FT. Coba ngga ada mahasiswa pasti ngga ada dosen. Atau juga sebaliknya. Terimakasih atas sarannya. Salam Persma!