Belajar Filosofi Kehidupan dari Merbabu

Lembaga Pers Mahasiswa Teknik (LPMT) Fenomena kembali melakukan ekspedisi pendakian gunung pada Sabtu-Minggu (6-7/8) kemarin bertajuk 5th Fenomena Mountain Expedition 2016. Pendakian ini merupakan tradisi yang selalu dilakukan Fenomena setiap tahun dalam lima tahun terakhir. Gunung Merbabu yang memiliki ketinggian 3.142 mdpl menjadi destinasi yang dipilih pada ekspedisi tahun ini. Pendakian ini di ikuti oleh tiga anggota Fenomena dengan menempuh jalur pendakian via Selo, Boyolali jalur baru.

Perjalanan dimulai pukul setengah enam pagi dari base camp, dimana udara masih sangat dingin. Baru memumalai perjalanan, kami sudah disambut dengan trek menanjak melewati hamparan perkebunan yang sangat asri. Setelah sekitar satu kilometer berjalan, kami sampai di Puncak Gancik, sebuah obyek wisata alam yang belum lama dibuka. Dari Puncak Gancik ini kita dapat melihat pemandangan berupa perkebunan yang terbentang luas serta Gunung Merapi yang berdiri gagah berselimut awan di sekitar puncaknya, sangat menawan. Setelah beristirahat sejenak di Puncak Gancik, sembari menikmati sajian alam yang memanjakan setiap mata, perjalanan kembali dilanjutkan menyusuri hutan lindung.

Semakin jauh trek yang dilalui semakin berat, hampir semuanya berupa tanjakan yang sangat tinggi dan curam. Setelah sekitar delapan jam lebih melakukan perjalanan, akhirnya sampai juga kami di pos 5, atau dikenal dengan sabana dua. Sebuah padang rumput yang luas dikelilingi bukit-bukit seperti yang ada di serial Teletubies, karena itulah banyak yang menyebut tempat ini Bukit Teletubies. Di sinilah kami mendirikan tenda untuk bermalam sebelum melakukan summit atau pendakian ke puncak esok paginya.

Malam hari terasa sangat berat, hujan deras mengguyur sejak sore hingga pagi, menimbulkan rasa dingin yang teramat sangat. Baru pada jam lima pagi kami melanjutkan pendakian menuju puncak melawan rasa dingin yang menusuk tulang dan menembus tebalnya kabut. Medan yang dilalui merupakan yang paling berat dibandingkan semua yang sudah dilewati, sangat curam dan tinggi. Namun dengan sisa tenaga yang dimiliki, akhirnya sampai juga kami di Puncak Merbabu setelah melakukan pendakian sekitar satu setengah jam. Dari sini kita akan benar-benar merasakan betapa kecil dan tidak berdayanya kita. Sebuah filosofi dan pelajaran berharga setiap mendaki gunung.

Ada dua puncak di Merbabu, Puncak Triangulasi dan Kenteng Songo. Dari atas kita dapat melihat pemandangan berupa gunung-gunung di sekitar Merbabu seperti Merapi, Sindoro, Sumbing, juga Lawu. Apabila melihat ke bawah, kita dapat melihat jalan setapak yang dilalui saat mendaki, membuat siapa saja tidak menyangka sudah berhasil melewatinya. Sayangnya cuaca kurang bersahabat, kabut tebal membuat Merbabu tidak dapat menunjukkan pemandangan terindahnya.

Setalah cukup beristirahat dan mengambil foto secukupnya, kami melanjutkan perjalanan menuju tenda. Sampai di tenda, kami mulai packing perlengkapan untuk bersiap pulang. Setelah mengisi perut dengan mie instan dan dirasa memiliki tenaga yang cukup, kami kembali melakukan perjalanan turun menuju base camp. Perjalanan turun tidak kalah berat, trek yang menurun ditambah dengan beban yang cukup berat di punggung membuat lutut harus bekerja ekstra menopang beban di atasnya. Baru setelah tiga jam lebih kami sampai di base camp, rasa lega dan syukur karena telah sampai dengan selamat memenuhi perasaan kami. Setelah tenaga kembali pulih, kami melanjutkan perjalanan pulang, bersama kerinduan akan romantisme Jogja. Benar-benar pendakian yang sangat berkesan dan tidak akan terlupakan. Terimakasih Merbabu, sudah memberikan kami pelajaran yang sangat berharga, sebuah pelajaran akan proses kehidupan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *