Masa pemilihan mahasiswa (Pemilwa) kembali bergulir di FT UNY. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan Pemilwa selalu melahirkan berbagai dinamika dan permasalahan. Banyak yang menilai permasalahan yang terjadi dalam proses Pemilwa FT tahun ini merupakan yang paling kompleks dari beberapa tahun sebelumnya. Rayana Jaka Surya, ketua KPU FT UNY mengamini pernyataan ini, Ia tidak memungkiri bahwa permasalah Pemilwa FT tahun ini memang sangat kompleks, bahkan sejak awal dibentuk banyak yang mempermasalahkan legalitas KPU. “Sejak KPU dibuat kita selalu dipermasalahkan oleh teman-teman Ormawa mengenai legalitas,” ujarnya. Legalitas ini sendiri dipermasalahkan karena tidak adanya surat keputusan (SK) resmi dari birokrasi yang mengesahkan pembentukan KPU.
Rayana menjelaskan bahwa hulu permasalahan Pemilwa di FT ini adalah adanya ketidakjelasan dari pihak universitas. Bermasalahnya Pemilwa di tingkat universitas dinilai Rayana berimbas pada pelaksanaan Pemilwa di tingkat fakultas, sebab Pemilwa fakultas mengacu pada universitas. “Dari univ belum ada kepastian mengenai Pemilwa mau bagaimana,” jelas Rayana.
Rayana mengkhawatirkan jika Pemilwa FT tetap dilaksanakan dengan kondisi universitas yang belum jelas akan membuat hasilnya bermasalah, sehingga harus mengulang semua proses yang telah dilaksanakan. “Ada orang yang terpilih, tapi yang di atas bermasalah dan akhirnya harus mengulang semua lagi. Ini yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Kabar terbaru dari Pemilwa di tingkat universitas, Rayana menjelaskan bahwa Pemilwa dipastikan mundur dari jadwal semula. Ini disampaikan oleh DPM Rema pada pertemuan KPU se-universitas pada Jumat (9/12) kemarin. Untuk waktu pstinya sendiri belum dapat ditentukan, sebab masih menunggu diskusi dengan pihak rektorat mengenai pelaksanaan Pemilwa. “Pemilwa tidk bisa dilaksanakan pada tanggal 14, harus ada diskusi dulu dengan WR,” ujar Rayana. Ia juga mengatakan bahwa pihak rektorat tidak menghendaki adanya partai dalam Pemilwa, karena itu ada wacana akan diubahnya bentuk keorganisasian menjadi Keluarga Mahasiswa (KM). “Dari WR tidak menginginkan ada partai, mereka ingin diubah ke KM,” tambahnya.
Permasalahan pemilwa FT semakin rumit karena kedua calon ketua BEM yang terdaftar menarik kembali status pendaftarannya. Menyikapi permasalahan itu, Rayana menjelaskan bahwa KPU telah diberhentikan kerja sementara oleh DPM. Pemberhentian ini dilakukan sampai ada keputusan diskusi antara DPM dengan birokrasi FT yang rencana akan dilakukan pada Senin (12/12) besok. “Dari DPM, kita (KPU) diberhentikan sementara sampai dengan adanya pertemuan dengan WD,” jelas Rayana. Menindak masalah ini, Rayana menjelaskan KPU akan segera mengeluarkan surat edaran yang berisi tentang pengunduran pelaksanaan Pemilwa.
Rayana juga mengatakan bahwa permasalahan Pemilwa FT ini juga disebabkan adanya campur tangan Ormawa. Ia memandang hal ini sebagai sebuah bentuk intervensi, namun juga masukan yang membangun. Rayana juga tidak memungkiri adanya intervensi dari berbagai pihak kepada KPU. Namun karena dari pihak universitas yang notabene menjadi acuan fakultas bermasalah, membuat KPU FT tidak memiliki landasan yang kuat dalam menyelesaikan setiap permasalahan. “Intervensi memang ada. Tapi karena dari atas tidak jelas, kita jadi tidak punya landasan. Karena itu kita anggap semua itu sebagai masukan,” jelas Rayana.
Rayana sendiri sempat mempermasalahkan adanya istilah “kesepakatan ormawa” yang disampaikan salah satu pihak dalam mengajukan tuntutan kepada KPU. Yang Ia permasalahkan yaitu adanya pihak ormawa yang tidak mengetahui adanya kesepakatan yang dimaksud. Apalagi semua Himpunan Mahasiswa (Hima) lancar-lancar saja menjalani serangkaian agenda Pemilwa. Menurutnya jika memang ada kesepakatan Ormawa, seharusnya semua Hima juga mempermasalahkan hal tersebut. “Ada kata kesepakatan Ormawa, tapi kenapa ada satu kubu yang tidak mengetahui,” ujar Rayana. Masalah itu membuat Rayana merasa ada oknum yang sengaja mengonsep permasalahan Pemilwa tersebut untuk mempermainkan KPU. “Apakah sudah dikonsep untuk mempermainkan KPU?,” ujarnya.
Rayana berharap semua pihak yang terlibat dalam Pemilwa dapat lebih berpola pikir positif. Karena menurutnya, pintar saja tidak cukup jika tidak diimbangi dengan pola pikir yang positif, menurutnya FT sedang membutuhkan sosok pemimpin seperti itu. “Jadilah orang yang berpola pikir positif, kita sedang butuh orang yang seperti itu,” tutup Rayana. [Widi]