Sepinya Konferensi Mahasiswa FT UNY

konferensi

 

Konferensi Mahasiswa atau Sidang Umum organisasi mahasiswa Fakultas Teknik UNY 2014 berlangsung pada Senin dan Selasa(19-20/01) di Aula FT UNY. Konferensi Mahasiswa kali ini ditujukan guna pelaporan hasil sidang umum untuk himpunan mahasiswa dan musyawarah anggota untuk unit kegiatan mahasiswa fakultas yang telah diselengarakan pada hari dan bulan sebelumnya. Selain itu guna pembahasan laporan pertanggungjawaban kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa periode 2014.

        Agenda yang rencana dimulai pukul 08.00 WIB ini terpaksa mundur pukul 09.30 WIB karena kurang siapnya panitia penyelenggara dalam hal teknis dan masih sepinya peserta sidang. Peserta konferensi mahasiswa berasal dari pengurus BEM FT, Pengurus ormawa FT UNY, ketua dan wakil ketua terpilih BEM FT 2015, peserta undangan, dan mahasiswa umum Fakultas Teknik.

         Sepinya peserta konferensi terlihat dari sedikitnya mahasiswa umum dan pengurus ormawa FT yang mengikuti kegiatan ini. Publikasi sudah dilakukan melalui forum komunikasi, tapi tidak terlalu mendapat tanggapan yang baik. Begitu pula terkait dengan aktivasi yang dilakukan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) sebanyak dua kali untuk dapat menghadiri Konferensi ini. Kejadian ini menimbulkan sedikit kekecewaan pada ketua BEM FT UNY. “Kalau untuk hari ini saya memang sedikit kecewa, tidak lebih baik dari tahun kemarin, yang datang hanya perwakilan dan setelah (laporan-red) pulang. Ini kan akhir kita bersama, bukan hanya BEM dan DPM,” ujar Bani Asrofudin.

         Rahmat Maulana juga sedikit kecewa atas ketidakhadiran beberapa pengurus BEM FT dalam agenda sidang sejak awal. Ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, Bani memberikan penjelasan anggotanya bukan tidak datang, tapi mereka datang saat akan LPJ BEM FT dilaksanakan. Namun, ketika tiba waktunya untuk laporan pertanggungjawaban BEM sampai sekitar pukul 18.45 WIB, pengurus BEM FT belum semuanya terlihat dalam ruangan sidang.  Rahmat menambahkan seharusnya ormawa FT mengetahui dan dapat menghadiri konferensi tersebut karena mereka harus sadar bila dibutuhkan untuk menjadi saksi tentang apa saja yang sudah dilaksanakan oleh BEM FT selama satu periode.

          Selain itu mahasiswa umum khususnya dari FT juga diharapkan hadir untuk dapat memberikan koreksi dan memberi rekomendasi kepada BEM periode selanjutnya agar tidak terulang kesalahan yang sama. Suhada Martakim mengatakan bahwa LPJ itu penting, “LPJ-an penting untuk mengetahui hasil fisik ormawa bukan hanya sekedar acara (event-red.) itu berlangsung tapi juga bagaimana hasilnya. Dimulai dari awal, seperti persiapan, prosesnya, output-nya, outcome-nya, hasil, impact dalam masyarakat gimana.” Tapi kenyataannya, mahasiswa masih tergolong apatis dalam menanggapi konferensi ini. Hanya beberapa mahasiswa yang setidaknya berminat untuk hadir pada hari itu. Hikmah Amalia Anggota Komisi II DPM FT mengatakan bahwa pihak DPM juga sudah menyiapkan presensi untuk mahasiswa umum, tapi mahasiswa umum yang hadir bisa dikatakan tidak ada. Rahmat menambahkan sepinya peminat dari acara ini adalah kurang pekanya mahasiswa atau aktivis ormawa yang menganggap hanya tentang LPJ BEM saja, padahal ini salah satu cara untuk mengetahui kekurangan tahun lalu dan menyampaikan rekomendasi untuk periode selanjutnya.[Justine]

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *