Terjal dan Lika-Liku Naik Sumbing

       Gunung Sumbing – Wonosobo, pada 30-31/8 kemarin menjadi destinasi kegiatan “4th Fenomena Montain Expedition”. Pendakian ini di-ikuti 5 anggota fenomena dengan melewati jalur pendakian melewati Garung. Mulai mendaki jam 14.00 pada Minggu 30/8 tim baru bisa mencapai puncak pukul 10.00 pada keesokan Senin 31/8.
Menurut pengamatan saat pendakian, jalan yang dilalui cukup sulit, berdebu, dan terjal. Terlebih sungai yang ada dijalur baru, dekat pos 1 kering akibat kemarau. Sehingga tim harus membawa air dalam jumlah cukup banyak. Saat itu, juga sepi pendaki, bahkan salah satu anggota tim sempat tertinggal dan tersesat.
“Tiba-tiba merasa goyang-goyang sehingga terpeleset dan mungkin pingsan, bangun terus sampai di rerumputan. Bingung karena kondisi tertutup kabut,” ujar Edwin Widianto peserta pendakian. “Pendakian berat, jalannya sulit, sepatu licin, teknik turun nya ini,” ujar Edwin menambahkan.
Selain itu tim sempat khawatir terjadi kebakaran hutan seperti di Merbabu dan Merapi. Namun setelah konfirmasi ke base camp lewat telepon, jalur pendakian aman. Secara keseluruhan pendakian kali ini cukup sukses, meski banyak yang perlu dievalusasi terkait persiapan awal. Karena semua estimasi dan perkiraan selama pendakian hampir semua meleset. Draft panduan yang dibuat tim juga banyak yang tidak cocok.
Selain jalur yang menantang dan berkabut saat siang hingga sore, pemandangan khas gunung Sumbing sangat bagus. Apalagi waktu malam sedang bulan purnama, angin sedang tidak besar, dan cerah, sehingga gunung Sindoro jelas terlihat. [Farhan]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *