Karya Teknologi Hiasi Koridor Teknik

Yogyakarta – Selasa (1/3), Lagi-lagi Pendidikan Teknik Mesin UNY kembali menggelar pameran karya teknologi di koridor teknik. Kegiatan ini rutin diselenggarakan oleh jurusan sebagai puncak mata kuliah karya teknologi. Kali ini, mahasiswa mesin angkatan 2013 yang unjuk kemampuan dalam berkarya. Pengunjung pun terlihat antusias dalam mengamati 22 karya mahasiswa yang digelar. Selain digunakan sebagai pameran, momen ini juga dimanfaatkan untuk sesi penilaian dosen penguji dan penjualan produk mahasiswa.
Perlu diketahui, mata kuliah karya teknologi bersifat pilihan dan berjumlah 3 SKS. Tugasnya yakni membuat teknologi baru yang dapat menyelesaikan permasalahan masyarakat bidang keteknikan. Masing-masing karya teknologi dibuat oleh satu tim terdiri dari 3 mahasiswa atau lebih dan seorang dosen pembimbing. Jangka waktu yang diberikan kepada tim untuk membuat karya yakni 1 semester.
Koridor teknik, tepatnya di jurusan pendidikan teknik mesin tadi pagi dibagi 6 bagian yakni C, D, B, E, F dan G. Tiap bagian diisi dengan karya mahasiswa sebanyak 3 atau lebih. Tak hanya itu, mereka juga menyediakan media komunikasi seperti poster, pamflet dan lain-lain sebagai penunjang kebutuhan pengunjung yang ingin tahu lebih. Ada juga yang langsung menguji coba alatnya di depan publik. Seperti karya Simple Electric Tricycle (SET) dari Aris Sulistyo beserta tim. Mereka melakukan uji keamanan berkendara langsung sejauh kurang lebih 700 meter disaksikan dosen penguji dan pengunjung.
Berbagai inovasi yang ditampilkan memang cukup out of the box dalam menyelesaikan masalah di masyarakat. Sebut saja, karya Bunglon Multifunction Bed (BMB) yang dipromotori Dwi Noor dan tim. Berangkat dari permasalahan kos sempit beberapa mahasiswa, mereka mencoba membuat kasur dengan kerangka penyangga yang dapat dilipat lebih dari dua kali. Suyanto sebagai salah satu dosen penguji pun menguji coba kenyamanan saat rebahan sesaat. “Nyaman mas,” ujar beliau saat tiduran sambil minta difoto.
Peran dosen penguji pun tak hanya sekedar menilai karya mahasiswa. Widharto saat hendak melakukan penilaian kepada alat Quick Drop Seeder (QDROS) tak luput memberikan nasihat konstruktif kepada tim yang menggarap. Tujuannya jelas agar adanya pengembangan, tidak berhenti karya mereka di mata kuliah ini. “Penampung bijinya lebih dikerucutkan lagi,” kata beliau kepada Arif Mugiyanto, Ilham Surfani, dan Aris Munandar.
Sementara itu, diakui oleh beberapa penikmat pameran karya teknologi kali ini memang cukup menarik dari segi hasil yang ditawarkan kepada publik. Hanya saja pengunjung masih melihat ada beberapa karya yang notabene pengembangan saja. “Buat kartek yang sekiranya itu baru dan belum pernah ada,” ucap Muhammad Fawzi selaku salah satu pengunjung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *