Masih ada tindakan kekerasan yang terjadi di masyarakat membuat Social Movement Institute (SMI) kerap menjadikan Tugu Jogja sebagai tempat ritual aksi kamisan. Aksi rutin hari kamis pada jam 16.00-17.00, berciri khas dresscode hitam-hitam membawa payung hitam dan banner berisi tema pelanggaran HAM baik dimasa lalu hingga hari ini.
Kamis (17/03), SMI menggandeng Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindakan Kekerasan (Kontras) Jakarta terkait tindakan Densus 88 yang membantai rakyat menggunakan fasilitas Negara. Brutalitas Densus 88 dalam menangani terorisme berakibat pada Siyono dari Klaten terduga teroris saat Sabtu (12/3) dipulangkan dengan keadaan meninggal. Namun belum ada tindakan pertanggungjawaban negara dan pemerintah. Tujuan aksi SMI ini adalah berusaha menolak lupa, serta merawat ingatan bahwa di Indonesia pelanggaran HAM dimasa lalu harus tuntas terungkap.
“Pelanggaran HAM di Indonesia kasus dan pelaku harus diusut sampai tuntas, diadili seadil-adilnya serta diberi hukuman sesuai dengan prosedur hukum yang kita sepakati di negara demokrasi ini. Kemudian negara dapat melahirkan produk-produk hukum yang tidak berpotensi melakukan pelaggaran HAM,” ujar Iroi selaku koordinator aksi.